Investasi Pembangkit Panas Bumi Mendukung Energi Bersih

Investasi Pembangkit Panas Bumi Mendukung Energi Bersih
Proyek pembangkit listrik panas bumi berpotensi menjadi andalan dalam transisi energi dari energi fosil menjadi energi baru terbarukan. Foto: ilustrasi/dokumetasi humas Pertamina

Seperti yang sudah diketahui, Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar ke-2 di dunia dan sudah dimanfaatkan sebesar 2.175,7 MWe atau 9 persen untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Jumlah ini disinyalir akan menyusul Amerika Serikat yang menduduki peringkat pertama dunia.

Potensi listrik yang dihasilkan oleh geothermal ini dapat mencapai 24 GW sehingga tidak menambah beban pemerintah dalam produksi listrik karena harganya yang kompetitif.

Salah satu perusahaan eksplorasi dan produksi geothermal, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mengambil bagian pengelolaan 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) atau 82 persen (dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia) dan beroperasi di enam area.

Sebesar 672 MW dioperasikan oleh PGEO dan sebesar 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).

“Kapasitas produksi PGEO akan ditingkatkan lagi hingga 1.272MW pada 2027, sebagai salah satu penggunaan dana hasil IPO. Hingga saat ini PGE telah berhasil mengaliri 2,08 juta rumah di Indonesia,” jelas Corporate Secretary PGEO, Muhammad Baron, Kamis (16/3).

Sebagai salah satu anak usaha grup Pertamina, PGEO memiliki rekam jejak yang kuat dalam mempertahankan operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang efektif dan konsisten.

Keahlian dalam manajemen reservoir dan keberlanjutan pasokan uap PGEO dibarengi dengan kemitraan bersama mitra bisnis terkemuka dan terkenal memastikan standar operasi yang tinggi.

Anggota Dewan Energi Nasional Satya Yudha menyampaikan peran penting industri pembangkit panas bumi bagi kehidupan untuk masa mendatang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News