Investasi Tiongkok di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?

Investasi Tiongkok di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?
Ada ribuan orang bekerja di kawasan industri nikel di sejumlah lokasi di Indonesia. (Foto: Riza Salman)

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia saat ini sedang menyelidiki kondisi para pekerja industri nikel di Indonesia dan berencana untuk segera merilis hasil temuan mereka.

Baca Juga:

Komisaris Anis Hidayah mengatakan "kurangnya perlindungan terhadap tenaga kerja" baik bagi pekerja lokal maupun asing yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.

Indonesia menjadi penambang dan penyulingan nikel terbesar di dunia, berkat investasi di Tiongkok yang bernilai miliaran dolar, setelah pemerintah melarang ekspor mineral yang belum diolah pada tahun 2014.

Industri nikel di Indonesia sebagian besar mengolah nikel menjadi baja tahan karat.

Namun banyak perusahaan yang beralih ke pemurnian bijih nikel untuk baterai kendaraan listrik.

Sebagian besar cadangan nikel Indonesia terletak di pulau Sulawesi, yang juga merupakan rumah bagi dua pusat industri nikel yang sudah mapan.

Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) di Sulawesi Tengah dimiliki oleh raksasa baja tahan karat Tsingshan Holding Group asal Tiongkok dan Bintang Delapan Group milik Indonesia.

Di Morosi, Sulawesi Tenggara, beberapa operator pemrosesan nikel termasuk Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan Gunbuster Nickel Industry (GNI) dimiliki oleh perusahaan Tiongkok bernama Jiangsu Delong Nickel Industry.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok berinvestasi miliaran dolar untuk industri nikel di Indonesia lewat program Belt and Road

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News