IPPP Menguatkan Diplomasi Indonesia di Kawasan Pasifik

IPPP Menguatkan Diplomasi Indonesia di Kawasan Pasifik
Ketua DPR Bambang Soesatyo membuka Indonesia Pacific Parliamentary Partneship bersama Wapres Jusuf Kalla; Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Agus Hermanto, Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf di Jakarta. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo membuka secara resmi agenda internasional DPR RI, Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) dengan membahas tema "Human Development and Maritime Sustainability" di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (23/7/18). Pertemuan ini sangat fundamental karena baru pertama kali dilakukan antara DPR RI dengan parlemen negara-negara kepulauan di kawasan Pasifik.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari tugas dan fungsi Diplomasi Parlemen sebagaimana yang diamanahkan dalam UU MD3. Kita ingin menguatkan diplomasi internasional yang sudah dilakukan Presiden Jokowi dalam meningkatkan peran Indonesia untuk pengembangan dan pembangunan kawasan Pasifik,” ujar Bamsoet saat membuka Indonesia Pacific Parliamentary Partneship.

Turut hadir dalam pertemuan ini Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bertindak sebagai keynote speaker, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPR RI Nurhayati Ali Assegaf serta sejumlah anggota DPR RI lainnya.

Sedangkan pimpinan Parlemen dari berbagai negara kawasan Pasifik yang hadir, antara lain Mr. Wesley W. Simina (Ketua Kongres Mikronesia), Mrs. Dr. Jiko Luveni (Ketua Parlemen Republik Fiji), Mr. Tebuai Uaai (Ketua Parlemen Republik Kiribati), Mr. Cyril Buraman (Ketua Parlemen Republik Nauru), Mr. Kenneth A. Kedi (Ketua Parlemen Republik Kepulauan Marshall), Mr. Japsper Nasiu (Ketua Parlemen Kepulauan Solomon), Mr. Fatafehi Fakafanua (Ketua Parlemen Kerajaan Tonga), Mr. Gaston Tong Sang (Ketua Parlemen French Polynesia), Mr. John Simon (Wakil Ketua Parlemen Papua Nugini), Mr. Lecourieux Yoann (Wakil Ketua Parlemen New Caledonia).

Dalam kesempatan tersebut, politikus Partai Golkar ini menerangkan, Indonesia merupakan negara kepulauan sekaligus maritim di kawasan Pasifik, dengan jumlah pulau terbanyak sekitar 17.600 pulau dan berpenduduk lebih dari 263 juta jiwa. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki luas wilayah perairan 6.315 juta km2, yang terbagi dalam 18 wilayah ekoregion laut.

“Indonesia juga merupakan negara dengan kekuatan ekonomi baru dengan Pendapatan Domestik Bruto hampir USD 862 miliar. Indonesia kini sebagai salah satu anggota G-20, yang dalam beberapa dasawarsa ke depan akan menjadi salah satu dari 4 negara berpengaruh di bidang ekonomi dunia. Indonesia juga merupakan pemain kunci di kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi ekonomi mencapai 30% dari total PDB ASEAN,” tutur Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, kondisi geografis Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, mengharuskan Indonesia berinteraksi dengan negara-negara tetangga di sekitarnya, termasuk yang terletak di kawasan Pasifik. Realitas menunjukkan bahwa negara-negara di kawasan Pasifik tidak hanya dipersatukan oleh kesamaan kondisi geografis, potensi kekayaan alam dan keberagaman latar belakang Sumber Daya Manusianya saja. Tetapi, juga kesamaan dalam tantangan dan masalah yang dihadapinya.

“Isu-isu yang kita bicarakan hari ini, terkait erat dengan janji pembangunan global yakni Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kita bicara soal ekonomi biru, yang mencirikan pemanfaatan potensi kelautan secara optimal dan berkelanjutan. Di satu sisi, kita juga dihadapkan pada fakta dampak negatif perubahan iklim akibat pemanasan global," terang Bamsoet.

IPPP ingin menguatkan diplomasi internasional yang sudah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan peran Indonesia untuk pembangunan kawasan Pasifik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News