Irwan Fecho Menilai Ajakan Presiden Jokowi Sangat Berbahaya

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Irwan Fecho menyatakan ajakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi agar rakyat berdamai dengan virus corona jenis baru COVID -19, sangat berbahaya.
"Yang jelas ajakan Pak Jokowi kepada rakyat untuk berdamai dengan Covid-19 sangat berbahaya di situasi ini. Beliau mulai terlihat tidak sabar ingin masyarakat beraktivitas lag," kata Irwan Fecho saat berbincang dengan jpnn.com, Jumat (8/5).
Legislator asal Kalimamtan Timur ini bahkan menilai atas pernyataan tersebut, Jokowi seperti di persimpangan jalan, antara memyelamatkan manusiaa di tengah pandemi Corona yang masih terus meninggi atau selamatkan ekonominya yang terus menurun.
Hal itu karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah membuat ekonomi dalam negeri melambat dan terpuruk.
"Tapi yang mengkhawatirkan lagi bagi kekuasaan tentunya rakyat yang tidak bisa bekerja atau kehilangan pekerjaan serta rakyat yang lapar bisa marah dan turun ke jalan," lanjut Irwan.
Ketua umum Cakra AHY ini memandang, pada posisi itu seorang pemimpin tentu seperti disoroti pilihan sulit.
Namun, katanya, sudah menjadi tugas negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia baru kemudian memajukan kesejahteraan umum.
"Tidak bisa mengabaikan keduanya. Apalagi mengabaikan keselamatan rakyat Indonesia. Saya pikir Pak Jokowi harus bersabar menunggu puncak pandemi kita lewati baru mengajak rakyat berdamai dengan Covid-19 alias melonggarkan aktifitas masyarakat," sarannya.
Irwan Fecho menanggapi pernyataan Presiden Jokowi agar rakyat berdamai dengan virus corona jenis baru COVID-19.
- Pengamat: Keakraban Jokowi-Prabowo di Malaysia Menunjukkan Mereka Saling Dukung
- Rakernas PDIP 2023: Posisi Duduk Ganjar Pranowo Sudah Berbeda
- Presiden Jokowi Diagendakan Memberi Arahan Khusus di Rakernas PDIP
- Airlangga: Negara Lain Masih Berjuang, Indonesia Dapat Kendalikan Inflasi
- Teflon Luhut
- Teddy Garuda: MK dan MA Keluarkan Putusan, Kok Presiden Jokowi yang Disalahkan?