Isu Tapering Off The Fed Tak Bisa Dianggap Remeh, Coba Lihat Kurs Rupiah Senin

Isu Tapering Off The Fed Tak Bisa Dianggap Remeh, Coba Lihat Kurs Rupiah Senin
Pengamat pasar uang membeberkan penyebab pelemahan rupiah. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan kurs rupiah awal pekan bergerak melemah tertekan isu pengetatan stimulus atau tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp 14.373 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.353 per USD.

"Nilai tukar rupiah berpeluang bergerak melemah hari ini karena isu tapering off kebijakan moneter AS kembali menguat," kata Ariston di Jakarta, Senin (9/8).

Ariston menyampaikan isu tapering off tersebut didukung oleh data tenaga kerja AS versi pemerintah yang dirilis Jumat (6/9) malam yang lebih bagus dari prediksi.

Menurut Ariston, selama ini The Fed mengungkapkan bahwa situasi pekerjaan yang membaik di AS akan mendukung pengetatan kebijakan moneter ke depan.

Pekan lalu, Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida memberikan indikasi proses tapering off akan mulai dilakukan di akhir tahun ini.

"Selain itu, pasar masih mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 di dunia karena varian Delta. Kekhawatiran ini bisa mendorong pelaku pasar menghindari aset berisiko," ujar Ariston.

Ariston menyebut dari domestik, rupiah dipengaruhi oleh jumlah kasus harian Covid-19 di Tanah Air semakin turun. Seperti diketahui pada Minggu (8/8), kasus baru mencapai 26.415 sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 3,66 juta kasus.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan kurs rupiah awal pekan bergerak melemah tertekan isu pengetatan stimulus atau tapering oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News