Jack Ma

Oleh: Dahlan Iskan

Jack Ma
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Para finalis, sepuluh orang, begitu bangga bisa tampil di depan Jack Ma. Mereka dengan antusias menceritakan bagaimana membangun bisnis sejak nol. Bahkan tiga finalis bisa diskusi satu meja dengan Jack Ma.

Jack Ma pun tampak begitu terharu melihat masa depan anak muda Afrika. Bahkan ia sempat ikut naik panggung. Yakni ketika penyanyi rapp terkemuka dari Prancis, Yaolow, menghibur malam final itu. Dengan syair lagu "Saya mau jadi Jack Ma. Kita mau jadi Ma Yun." yang di-rap-kan.

Jack Ma pun –nama aslinya Ma Yun– semula hanya bergoyang di tempat duduknya di tempat penjurian. Lalu naik panggung. Ikut goyang rap di final itu.

Rasanya itulah kebahagiaan terakhir Jack Ma. Ia tampak bahagia sekali.

Setelah itu pandemi melanda dunia. Setelah itu ia terlibat perencanaan besar ekspansi gila-gilaan. Setelah itu ia pusing akibat izin go public yang tidak bisa keluar.

Setelah itu ia hilang. Atau menghilang. Sampai sekarang.

Jack Ma bukan Guo Wen Gui. Ia juga bukan Fan Bingbing. Kita ingin tahu kelak: siapa Jack Ma. (*)

Baru sekarang mereka tahu: ada masalah yang lebih besar dari Benua Afrika yang dihadapi Jack Ma.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News