Jafro Megawanto Makin Terkenal, Bonus Terus Mengalir

Jafro Megawanto Makin Terkenal, Bonus Terus Mengalir
Jafro Megaranto (atas kanan) didampingi Wakil Walikota batu Punjul Santoso (atas kiri) disambut ratusan siswa saat kembali ke kota Batu (31/8). Foto: Rubianto/Jawapos Radar Malang

jpnn.com - Jafro Megawanto memang bermimpi menjadi juara ketika memutuskan bersedia berlatih paralayang tujuh tahun lalu.

Tapi, arek Batu itu tak pernah menyangka berada di titik ini: menyumbangkan medali emas Asian Games, dikenal banyak orang, dan kebanjiran bonus.

Maklum, Jafro bukan berasal dari keluarga berada yang bisa leluasa bermain paralayang. Jafro hanya datang dari keluarga biasa dan awal mengenal paralayang lantaran cuma ingin mendapat tambahan uang saku.

Songgoriti, Batu, daerah tempat tinggal laki-laki 22 tahun itu merupakan area pendaratan para pilot paralayang yang terbang dari Gunung Banyak.

Setiap hari dia melihat itu dan bermain di titik pendaratan tersebut. Jafro lantas membantu melipat parasut yang baru selesai digunakan. Tujuannya, hanya mendapat tambahan uang saku. Tidak lebih. Sebab, paralayang memang bukan olahraga murah. Ini olahraga mahal.

Untuk satu kali menikmati sensasi terbang di udara, kocek yang dirogoh memang lumayan. Yakni, sekitar setengah juta rupiah. Bila ingin menekuni paralayang, biayanya berlipat-lipat lagi. Untuk membeli satu parasut saja, kita harus mengeluarkan uang tak kurang dari Rp 80 juta.

Tapi, ketekunan melipat parasut membuka jalan Jafro untuk ikut menjadi pilot. Saat berusia 15 tahun, Jafro direkrut sebuah klub bernama Ayo Kita Kemon. Dia berlatih dengan parasut pinjaman klub.

”Saya termotivasi dengan senior yang lebih dulu ikut paralayang. Saya punya keinginan untuk jadi seperti itu,” ujarnya. Tapi, sekali lagi, dia tidak pernah menyangka berada di titik seperti saat ini.

Jafro Megawanto peraih medali emas cabor paralayang Asian Games 2018, makin terkenal dan bonus masih mengalir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News