Jaga Kedaulatan Negara, LDII Perkuat Ketahanan Pangan dan Nasionalisme
jpnn.com, JAKARTA - Bangsa Indonesia dihadapkan pada kondisi yang penuh tantangan, perubahan iklim, dan perang membuat semua negara rentan untuk berebut pangan.
Di sisi lain, perang modern adalah perang informasi dan ekonomi yang dapat diantisipasi dengan membangun kecintaan pada tanah air.
“Perubahan iklim mengubah pola tanam bahkan memicu gagal panen. Negara-negara kini berpikir untuk tidak mengekspor biji-bijian untuk menjaga kecukupan kebutuhan di dalam negeri,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto di Kantor DPP LDII, Kamis lalu (7/7).
Dia mengatakan di sisi lain perang informasi berbasis media sosial juga bisa mengacaukan sebuah negara, seperti saat Internet Research Agency (IRA) mengacau Pemilu Amerika Serikat pada 2018, yang berbuah kericuhan di Capitol Hill.
"Ini pelajaran berharga, bagaimana aktor berasal dari negara lain, tetapi mampu mengadu domba rakyat Amerika yang mendukung Donald Trump dan Joe Biden,” tegasnya.
Masalah pangan dan pertahanan tersebut menjadi perhatian DPP LDII.
KH Chriswanto mengatakan untuk menghadapi kekurangan pangan dunia dan ancaman kedaulatan negara pada era perang modern, DPP LDII menggalakkan program ketahanan pangan dan bela negara ditopang dengan Gerakan Internet Sehat (GIS).
“Program-program itu telah berjalan atas bantuan pemerintah daerah dan TNI serta Kementerian Komunikasi dan Informatika,” ujarnya.
LDII perkuat ketahanan pangan dan nasionalisme untuk menjaga kedaulatan negara Indonesia.
- LDII Sampaikan 5 Permintaan untuk Presiden dan Wapres Terpilih Prabowo-Gibran
- Pupuk Indonesia Bersama BUMN Brunei Darussalam Dukung Ketahanan Pangan Regional ASEAN
- Ketum DPP LDII: Rukyatulhilal Memperkuat Hubungan Sesama Manusia
- Buka Puasa Bersama TNI-Polri, Ketum DPP LDII: Wujud Aparat Negara Rawat Kebhinnekaan
- Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan
- Lestari Moerdijat Ungkap Manfaatan Kearifan Lokal Demi Mewujudkan Ketahanan Nasional