Jalani Terapi Disleksia, Aqilurahman Ikut Bantu Para Pengusaha UKM

Gambar Aqil Hiasi Popok Bayi hingga Home Living

Jalani Terapi Disleksia, Aqilurahman Ikut Bantu Para Pengusaha UKM
TAK SENGAJA: Aqilurahman di tengah karya-karya lukisannya. Minggu lusa dia menggelar pameran tunggal di Taman Wisata Gunung Pancar, Sentul. Foto: Amalia Prabowo for Jawa Pos

’’Saat ini sudah banyak produk lokal yang memanfaatkan karya Aqil. Mulai popok bayi sampai home living,’’ jelas Amalia bangga.

Aqil yang mendengarkan sang ibu bercerita awalnya hanya menganggut-anggut. Beberapa saat kemudian, dia ganti menceritakan kegemarannya menggambar. ’’Aku suka gambar di helm atau kanvas,’’ ujarnya.

Mendengar celetukan anaknya, Amalia lalu menunjukkan karya Aqil di helm dan tas kanvas. ’’Ini aku sendiri lho yang gambar. Aku suka karena harus ngecat pakai piloks,’’ celetuk bocah kelahiran Jakarta, 4 Oktober 2004, itu.

Amalia mengisahkan, bakat menggambar anaknya tergali secara tidak sengaja. Awalnya, Aqil harus menggambar sebagai bagian dari proses terapi penderita disleksia. Terapi wajib yang harus dijalani Aqil, antara lain, menggambar pattern secara rutin dan sesekali melakukan hiking. Terapi itu bertujuan meningkatkan konsentrasi dan merangsang otak.

Tiap hari Aqil menjalani terapi menggambar minimal sejam. ’’Paling senang menggambar sambil menunggu Umi (panggilan sayang Aqil kepada ibunya, Red) pulang kerja. Sebab, kalau lihat aku gambar, Umi seperti suporter nonton bola,’’ ujar Aqil.

Amalia membenarkan pengakuan anaknya tersebut. Karena itu, dia mesti menggunakan berbagai cara untuk men-support anaknya agar tidak bosan menjalani terapi gambar yang begitu-begitu saja.

’’Saya berupaya agar saat terapi Aqil bisa menyelesaikan gambarnya dalam satu media. Entah di kanvas, kertas, atau lainnya,’’ terang dia.

Semangat Aqil makin menyala saat karyanya ikut dipamerkan dalam acara Jakarta Do Art beberapa waktu lalu. Dari acara itu, sejumlah UKM meminta gambar Aqil untuk digunakan sebagai desain produk mereka. ’’Rasanya seneng dan aneh saja jadinya. Kok bisa ya (aku bikin lukisan),’’ ujar Aqil lugu. Dia juga bangga saat ada orang yang memanfaatkan karyanya.

Dari gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan ceria, tidak tampak keanehan pada diri Aqilurahman A.H. Prabowo. Padahal, bocah itu sebenarnya sedang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News