Jalintim Marak Pungli, Tolong ‘Disikat’ Dong Pak Kapolda

Jalintim Marak Pungli, Tolong ‘Disikat’ Dong Pak Kapolda
Pungutan liar. Ilustrasi: Instagram/jokowi

’’Saya berharap polisi tidak hanya patroli, tetapi menempatkan anggotanya di sepanjang jalan tersebut. Sebab, preman-preman itu beraksinya ketika polisi tidak ada,” paparnya.

Maraknya pungli di jalintim itu juga dikeluhkan Maruli (38) kemarin. Sopir truk muatan makanan ringan dari Jakarta yang hendak menuju Palembang, Sumsel, ini menceritakan ia baru saja dipungli saat melintas di perbatasan Mesuji dan Pematangpanggang.

Dia mengaku ada beberapa orang yang menghentikan truknya di jalan dengan pura-pura mengatur lalu lintas. Truknya lalu dikawal dengan sepeda motor. Selanjutnya, ia dipaksa membayar.

’’Kami berharap polisi dan pemerintah bertindak. Bayangkan saja uang yang mereka dapat berapa dalam seharinya. Jika 100 truk saja yang lewat diminta Rp100 ribu, berarti Rp10 juta mereka mendapatkan uang. Sementara, perusahaan tidak tahu-menahu adanya pungli preman di jalan. Dari uang kami sendiri bayarnya,” keluhnya.

Sementara pada Jumat (4/8), Bupati Mesuji Khamami bersama Wakil Bupati Saply juga menemukan pungli di perbatasan Mesuji dengan Ogan Komering Ilir.

Aksi pungli yang dilakukan para preman jalanan itu ditemukan Khamami dan Saply dalam perjalanan dari Mesuji menuju Provinsi Sumsel. Keduanya lantas memutuskan berhenti di tengah jalintim dan menghalau para preman tersebut.

Atas temuannya itu, Khamami berharap semua pihak memerangi para preman tersebut bersama. Salah satunya dengan memberikan efek jera kepada pelaku.

’’Kami berharap polisi proaktif dengan menindak tegas para preman yang meresahkan para sopir tersebut. Kasihan sopir-sopir truk yang dipalaki mereka,” katanya.

Permasalahan pungutan liar (pungli) di jalan lintas timur (jalintim) semakin menjadi-jadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News