Jalintim Marak Pungli, Tolong ‘Disikat’ Dong Pak Kapolda

Jalintim Marak Pungli, Tolong ‘Disikat’ Dong Pak Kapolda
Pungutan liar. Ilustrasi: Instagram/jokowi

jpnn.com, MESUJI - Permasalahan pungutan liar (pungli) di jalan lintas timur (jalintim) semakin menjadi-jadi.

Pungli terparah khususnya terjadi di perbatasan antara Mesuji dengan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Sebab, aksi pungli di lokasi itu sepertinya tidak pernah habis. Selalu terjadi dari tahun ke tahun. Para preman yang melakukan pungli tersebut ’’kucing-kucingan” dengan polisi. Jika polisi sedang patroli, mereka menghilang. Namun, mereka kembali beraksi ketika polisi tidak ada.

Maraknya pungli di jalintim Mesuji tersebut disampaikan beberapa sopir angkutan barang kepada Radar Lampung di salah satu rumah makan di Mesuji. Menurut mereka, pungli yang dilakukan para preman itu mencapai Rp100 ribu per truk.

’’Preman-preman itu tidak hanya beraksi malam hari. Siang bolong juga mereka menghadang kami (sopir truk, Red),” ujar Madi (24), salah seorang sopir truk muatan barang yang akan menuju Provinsi Jambi seperti dilansir Jambi Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.

Dia menceritakan, modus yang dilakukan para preman itu tidak hanya menghadang di jalan raya, namun juga ada yang mengejar menggunakan sepeda motor, lalu meminta truk berhenti. ’’Karena takut, kami memberi uang sesuai dengan yang mereka minta. Paling besar Rp100 ribu mereka memintanya,” katanya.

Madi menceritakan, ada rekannya sesama sopir truk yang pernah tidak menuruti permintaan para preman tersebut, lalu truk rekannya itu dilempari pakai batu. ’’Daripada kami dilukai atau truk kami dirusak, makanya kami beri yang mereka mau,” ceritanya.

Saat ditanya mengapa tidak melapor ke polisi, Madi mengaku tak ada waktu. Sebab, ia diberi batas waktu dalam mengantar barang ke tempat pemesannya.

Permasalahan pungutan liar (pungli) di jalan lintas timur (jalintim) semakin menjadi-jadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News