JAMMI Ajak Keluarga Indonesia Mewaspadai Penyebaran Radikalisme dan Intoleransi

JAMMI Ajak Keluarga Indonesia Mewaspadai Penyebaran Radikalisme dan Intoleransi
Jalan Toman II, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Palembang, Sumatera Selatan, tempat penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri. Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar mengatakan penyebaran paham radikal belakangan terjadi sangat cepat.

"Penyebarluasan paham ideologi intoleransi radikalisme yang mengarah kepada terorisme seperti menyebar luasnya virus Covid-19 yang begitu cepat," kata Boy saat konfrensi pers di Jakarta, Senin (20/6).

Atas dasar fakta di atas, pJaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) mengajak semua komponen masyarakat untuk mewaspadai radikalisme dan intoleransi yang semakin cepat terutama peran keluarga harus dioptimalkan.

"Bahkan Pak Kepala BNPT menyebut laju virus penyebaran paham radikal dan intoleransi lebih cepat dari Covid-19. Maka dari itu, JAMMI mengajak segenap masyarakat untuk mewaspadai dan membentengi keluarga dari paham radikalisme dan intoleransi," kata Koordinator Nasional JAMMI, Irfaan Sanoesi kepada media, Selasa (21/6).

JAMMI menilai strategi mereka yang dulu bergerak senyap sekarang justru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk secara gamblang melakukan propaganda nilai atau ideologi, perekrutan, hingga penggalangan dana.

"Media sosial bak belantara hutan rimba. Nah, mereka mengoptimalkan media sosial guna merekrut jamaahnya. Jelas ini sebuah wake up call bagi bangsa kita. Kita mesti rapatkan barisan menangkal paham intoleransi dan takfirisme," tegasnya.

JAMMI mengajak para santri atau pelajar untuk memanfaatkan pesan damai lewat media sosial.

Pesan untuk mengeratkan persatuan, toleransi dan menerima Pancasila sebagai dasar bernegara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) mengajak semua komponen masyarakat untuk mewaspadai radikalisme dan intoleransi yang semakin cepat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News