Janda Miskin Ogah Mengemis, Wakafkan Tanah untuk Musala

Janda Miskin Ogah Mengemis, Wakafkan Tanah untuk Musala
Ramina (65), janda enam anak yang menghidupi keluarganya dengan berjualan semanggen. Foto: Eko Fidiyanto/Radar Brebes

“Padahal dia jadi tulang punggung kami. Setelah itu saya berusaha menghidupi anak-anak saya dengan berjualan rujak semanggen ini," tutur Nyi Ram.

Karena itu, Nyi Ram kerap pergi ke sawah untuk mencari daun semanggi. Dia pergi ke sawah orang lain pada pagi hari untuk memunguti daun semanggen yang tumbuh liar dan tidak dimanfaatkan petani.

Selanjutnya, daun itu diolah menjadi rujak. Pada sore hari, Nyi Ram berkeliling desa untuk menjajakan rujak semanggen buatannya.

"Sekarang alhmdulillah anak-anak sudah berumah tangga, tinggal satu si bungsu yang belum menikah," katanya.

Padahal, Nyi Ram sebenarnya bisa enak dengan tanah warisan keluarganya. Namun, tanah keluarga itu sudah diwakafkan untuk musala.
Nyi Ram pun tak menyesalinya. Meski kini hidup dalam kekurangan, Nyi Ram tetap selalu berupaya ikhlas.

Dengan kondisi ekonomi yang selalu pas-pasan, Nyi Ram tak pernah mengeluh. Dia beserta anak-anaknya menjalani hidupnya tanpa bergantung kepada orang lain. Tetangganya pun turut prihatin dengan kondisi perekonomian Nyi Ram yang menurutnya sangat memprihatinkan.

Keprihatinan ini diungkapkan Thobari, ketua RT di tempat Nyi ram tinggal. Selain kondisi perekonomian yang di bawah rata-rata, Nyi Ram memiliki ibu tunanetra.

"Dulu ibunya Nyi Ram itu buta sejak lahir. Namanya Nyai Carsih itu juga Janda. Setelah ditinggal suaminya dia hanya menempati rumah kecil yang sekarang dihuni Nyi Ram. Walaupun buta tapi banyak orang tua di sini yang dulu belajar salat dan ibadah sama dia," katanya.

Seorang janda uzur bernama Ramina memilih berjualan semanggen untuk menghidupi keenam anaknya ketimbang menjadi pengemis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News