Jangan Ada Lagi Pelototan Mata di Danau Toba

Jangan Ada Lagi Pelototan Mata di Danau Toba
Danau Toba. Foto: Metro Siantar/dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Sudah banyak tokoh nasional yang mengingatkan pentingnya menjadikan warga sekitar Danau Toba sebagai masyarakat sadar wisata. Yakni masyarakat yang ramah, menghargai para pelancong.

Yang terbaru dari Arist Merdeka Sirait. Pria kelahiran Pematangsiantar 17 Agustus 1960 itu mengatakan, tidak ada gunanya sarana dan prasarana trasportasi dibangun untuk menggenjot kunjungan wisatawan Danau Toba, jika yang mereka temui di sekitar danau adalah ketidakramahan.

“Sarana sebaik apa pun, kalau mentalitas masyarakat di sana tidak diubah, ya tidak ada gunanya. Masyarakat harus segera disadarkan, diubah sikapnya menjadi ramah pada tamu-tamu, kepada pelancong,” ujar Arist kepada JPNN kemarin (21/3).

Pria yang juga Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) itu menggunakan istilah “ramah lingkungan”. Yang tidak hanya ramah terhadap wistawan, tapi juga menyangkut masalah kebersihan di sekitar Danau Toba, sehingga membuat nyaman siapa pun yang datang.

Dia membayangkan, rute penerbangan langsung Jakarta-Silangit di awal-awal mungkin selalu penuh. Penumpang itu bisa jadi orang Batak yang pulang kampung, karena memang banyak sekali yang merantau di Jakarta. Atau, memang sebagian besar wisatawan yang mau datang ke Danau Toba.

Nah, kalau yang antusias datang ke Danau Toba ini, dengan penerbangan langsung ke Silangit, jangan sampai begitu tiba ke lokasi wisata yang dituju, yang dirasakan hanya kekecewaan.

“Pengin cepat ke Danau Toba, sampai sana kecewa karena lingkungan kotor, juga suasana yang tidak ramah. Mereka pasti ingin cepat pulang dan tidak akan mau datang lagi,” ujar Arist.

Dia mengingatkan, wisatawan datang itu pasti untuk senang-senang, refreshing, dan mencari suasana yang nyaman. “Kalau datang dipelototi, ya malaslah,” cetusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News