Jangan Beri Kesempatan Militer Mudah Masuk Urusan Domestik

"Ada banyak negara yang demokrasinya tidak kuat bukan hanya gara-gara sistem ekonomi, tetapi karena budayanya," ucapnya.
Dia menyatakan demokrasi dapat berjalan dengan stabil apabila telah ada beberapa kali Pemilu.
Sementara itu, aktivis Dimas Oki Nugroho mengatakan tantangan demokrasi Indonesia saat ini adalah sipil profesional dan kepemimpinan yang mampu menjembatani.
Menurut dia, dua sikap itu dapat dipelajari sipil dari militer.
"Tantangan demokrasi bukan profesionalisme TNI atau militer, tetapi profesionalisme sipil dalam berdemokrasi dan menjaga negara karena berbicara tentang sustainability atau keberlanjutan negara," katanya.
Dimas menilai kalangan sipil harus siap menjadi pemimpin karena demokratisasi mensyaratkan tanggung jawab yang sama dari seluruh warga negara dari tuntutan perubahan.
Dia juga mengatakan karakteristik kepemimpinan ada yang memiliki kekuatan dalam konsep, ada yang kuat dalam implementasi dan ada yang memiliki keduanya.
Dalam kesempatan itu dia melihat kepemimpinan yang kuat dalam konsep dan implementasi ada dalam sosok Agus Widjojo.
Gubernur Lemhanas menilai militer jangan diberi kesempatan dengan mudah masuk urusan domestik.
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra
- Pelajar Bandel di Jawa Barat Bakal Digembleng Ala Militer
- TNI Pastikan Militer Jepang Ikut Super Garuda Shield 2025
- Dasco Sebut Revisi UU TNI Cuma Bahas 3 Hal, Satunya soal Usia Pensiun Prajurit
- Versi Jenderal Maruli, Letkol Teddy Tak Perlu Mundur dari Militer, Begini Penjelasannya
- RUU TNI Dinilai Mengancam Kebebasan, Demokrasi, hingga Negara Hukum