Jangan Gunakan Medsos untuk Sebar Isu SARA saat Pilkada

Jangan Gunakan Medsos untuk Sebar Isu SARA saat Pilkada
Ilustrasi Facebook. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogjakarta Waryono Abdul Ghafur mengimbau masyarakat tidak menyebarkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di media sosial.

“Agar media sosial itu dapat digunakan secara arif, tentunya dibutuhkan kecerdasan dari masyarakat pengguna media sosial itu sendiri. Lalu, ketika ada informasi, kita tidak serta-merta menerima pesan informasi tersebut sebelum mengetahui secara jelas asal-usulnya,” ujar Waryono, Selasa (30/1).

Dia menambahkan, masyarakat juga harus memiliki kesadaran transendental sebagai benteng agar tidak mudah membuat berita hoaks yang bertujuan untuk memecah belah.

“Akan gawat sekali bangsa kita kalau masyarakatnya terpecah belah,” ujar peraih pascasarjana Konsentrasi Hubungan Antar Agama, Filsafat Islam dari UIN Sunan Kalijaga ini.

Dia mengaku sering menyampaikan dalam khotbah maupun pengajian bahwa pergatian kepemimpinan merupakan sesuatu yang biasa.

Karena itu, tidak perlu dianggap terlalu serius dan membuat masyarakat menjadi terpecah.

“Saya sampaikan bahwa ini adalah acara kegiatan politik yang rutin. Kita tidak boleh memperpanjang persoalan, terutama yang terkait dengan hal-hal membuat masyarakat terpecah. Jadi, perbedaan pilihan itu karena kita punya alasan tersendiri dan punya rasionalisasinya,” ujar Waryono.

Dirinya juga mengkhawatirkan penggunaan isu SARA di dunia maya dimainkan oleh kelompok yang ingin membuat masyarakat terpecah.

Waryono Abdul Ghafur mengimbau masyarakat tidak menyebarkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di media sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News