Jangan Kaget Melihat Bekas Darah di Rumah Duka
Kegiatan pesta kematian dari Tana Toraja yang diterapkan di daerah lain saat ini bukanlah menjadi masalah. Warga setempat pun menghormatinya.
Hal ini karena pelaksanaan perayaan pesta kematian bagi Suku Toraja merupakan suatu hal yang sudah seharusnya dilakukan walaupun sedang berada di perantauan. Asalkan pelaksanaan perayaan pesta kematiannya sudah atas seizin pemerintah daerah setempat.
“Harus ada izin dari pemerintah dalam pelaksanaannya, karena negara ini di bawah pimpinan pemerintah,” jelasnya, seperti diberitakan Radar Tarakan (Jawa Pos Group).
Setelah seluruh kegiatan selama disemayamkan jenazah di rumah duka, tibalah waktunya untuk melakukan pengantaran jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Sekali lagi, pada kegiatan pesta pemakaman suku Toraja, pengantaran jenazah menuju pemakaman dilakukan oleh banyak orang yang dilakukan seperti konvoi di jalan-jalan.
Mulai dari kendaraan roda 2 hingga roda 4 pasti akan memadati jalanan hingga tiba di lokasi pemakaman.
Ada lagi yang unik pada pelaksanaan pemakaman suku Toraja diperantauan, yaitu mengangkat peti jenazah yang diiringi dengan dendangan ritual dan loncat-loncatan dari para pengangkat peti. Hal ini disebut dengan ma’semba’.
Ma’semba’ dilakukan juga sebagai penghiburan bagi para keluarga yang berduka agar tidak larut dalam kesedihan.
Di mana pun Suku Toraja berada, selalu berusaha untuk membawa adatnya ketika tengah dihadapkan dengan duka cita. Perayaan pesta kematian Suku Toraja
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor