Jangan Tertutup Isu Corona, DBD Lebih Berbahaya, Nih Buktinya

Jangan Tertutup Isu Corona, DBD Lebih Berbahaya, Nih Buktinya
Ilustrasi penderita DBD mendapat penanganan medis. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat sudah ada empat orang yang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sekretaris Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, sejak awal 2020 hingga 10 Maret, tak kurang dari 120 warga Kota Bogor terserang DBD. Kasus ini dinilainya lebih berbahaya dari kasus virus corona.

“Mulai sekarang kami jangan tertutup oleh isu corona, karena DBD lebih berbahaya. Sehingga peningkatan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus kembali digalakkan lagi. Kemarin sudah dimulai dari tingkat kecamatan dan puskesmas,” kata Sri Nowo dilansir Metropolitan, kemarin.

Walau penyebaran virus yang menyebabkan demam tidak berkesudahan ini meningkat setiap bulannya, ia mengklaim angka terjangkitnya warga Kota Bogor akibat DBD masih lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan catatan Dinkes, pada 2019 tercatat 155 kasus pada Januari, 162 kasus pada Februari dan 92 kasus pada Maret. Total angka kematian dari awal tahun sampai Maret 2019 sekitar 10 orang.

Retno mengaku tidak menetapkan kasus DBD sebagai Kasus Luar Biasa (KLB). Ia hanya mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjalankan program PSN.

Berdasarkan catatan yang dilihat dari tahun lalu, Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Selatan menjadi penyumbang jumlah pasien DBD paling banyak.

Sedangkan untuk tahun ini, ia sendiri masih melakukan pemetaan wilayah mana saja yang menjadi tempat bersarangnya virus DBD. “Kita memang menjadi daerah yang selalu diserang DBD ya, setiap tahun ada. Penyebarannya masih mengamati di wilayah mana saja,” akunya.

Dinkes Kota Bogor mencatat sudah ada empat orang yang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News