Jangan Tertutup Isu Corona, DBD Lebih Berbahaya, Nih Buktinya

Jangan Tertutup Isu Corona, DBD Lebih Berbahaya, Nih Buktinya
Ilustrasi penderita DBD mendapat penanganan medis. Foto: Radar Bogor

Yang memprihatinkan dari kasus DBD di Kota Bogor kali ini, dua dari empat korban meninggal merupakan anak di bawah umur. Dua anak tersebut berusia 4 dan 6 tahun.

Salah satu rumah sakit yang menangani pasien terdampak virus DBD yaitu RSUD Kota Bogor. Mereka mencatat ada sekitar 100 pasien yang dirawat sejak Januari 2010.

Kasi Pelayanan Medik RSUD Kota Bogor, Andy Aprianto mengaku saat ini terdapat 9 pasien yang sedang dirawat dan 8 di antaranya merupakan anak-anak. “Memang anak-anak itu kan daya tahan tubuhnya masih lemah, jadi sangat rentan terkena virus DBD,” jelas Andy.

Meski berada di Kota Bogor, ternyata RSUD Kota Bogor juga banyak menangani pasien DBD yang berasal dari Kabupaten Bogor. Perbandingannya, 40 persen pasien dari Kabupaten dan 60 persen dari Kota Bogor.

“Tetapi ini bukan menjadi halangan bagi kami dalam memberikan pelayanan, karena saat ini kami memiliki 300 kamar yang siap menerima pasien dari mana saja,” tegasnya.

Salah satu pasien yang ditemui Metropolitan di RSUD Kota Bogor adalah Yempi (46). Ia merupakan warga Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor yang sudah dirawat di sejak Minggu (8/3) lalu.

Ia dilarikan ke RSUD karena kondisinya yang semakin memburuk. Sang istri, Andari (43), mengaku suaminya pertama kali mengalami gejala DBD pada Rabu (4/3) lalu. Diagnosa awal di Puskesmas, suaminya tidak diberitahu kalau mengidap DBD.

Ia pun membawa pulang suaminya ke rumah dan melakukan rawat jalan. Namun pada Sabtu (7/3), kondisi suaminya itu semakin memburuk. Sehingga ia mendapatkan rujukan dari Puskesmas untuk membawanya ke RSUD Kota Bogor.

Dinkes Kota Bogor mencatat sudah ada empat orang yang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News