Jantung Bocor

Oleh Dahlan Iskan

Jantung Bocor
Foto: disway.id

Tanggal 4 Maret lalu Ria mendapat nomor antrean: 154. Tidak ada gambaran kapan operasi bisa dilakukan.

"Mungkin tiga bulan lagi. Antreannya panjang," Itulah penjelasan yang dia terima.

Ria pun pulang ke desa lagi.

Dia terus menunggu telepon dari rumah sakit Surabaya. Menunggu panggilan untuk  dioperasi. Yang dinanti tidak pernah datang.

Ria terus saja pingsan-pingsan. Suaminya membelikannya tabung oksigen. Setiap pingsan diberi oksigen.

"Ini nyawanya Dik Ria," ujar Dani, sang suami. Sambil menunjuk tabung oksigen. Yang tiap tiga hari harus diisi.

Tentu Dani juga menelepon ke rumah sakit Surabaya. Beberapa kali. Jawabnya sama: belum ada jadwal operasi untuk Ria. Tunggu saja Akan ditelpon.

Mereka tahu penerima telepon di Surabaya juga sangat sibuk. Mereka sudah bisa membayangkan betapa hiruk-pikuknya rumah sakit besar, apalagi di bagian BPJS.

Siapa tahu. Anda adalah anak muda. Yang tertarik beri pertolongan ini: bikin aplikasi. Untuk antrean operasi jantung BPJS.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News