Jantung Maraton

Oleh Dahlan Iskan

Jantung Maraton
Dahlan Iskan.

Tentu saya kaget. Sehari sebelumnya Mas Husnun masih WA saya. Bunyinya: semoga DI's Way hari ini tidak kerinan. 'Kerinan' adalah istilah Jawa untuk bangun kesiangan.

Minggu lalu DI's Way memang telat terbit. Dua kali. Terlalu mengandalkan teknologi otomatisasi.

Admin sudah menaruh naskah DI's Way di komputer. Agar otomatis upload pukul 04.00.

Ternyata tidak ter-upload. Tahunya setelah banjir protes dari pembaca.

Saya lihat jam berapa Mas Husnun kirim WA itu: 04.40. Berarti ia pembaca kelompok bangun pagi.

Koreksi bahasa terakhir yang ia buat adalah 29 Juli. Di edisi DI's Way hari itu saya memang masih bikin kesalahan. Masih menulis kata 'resiko'. Padahal yang benar adalah 'risiko'.

Seminggu sebelumnya ia mengoreksi penggunaan kata 'kongkrit'. Itu salah. Yang benar adalah 'kongkret'.

Dan yang sering saya masih lupa adalah kata 'utang'. Saya masih sering menulisnya 'hutang'. Sampai-sampai Mas Husnun menulis banyak kata 'hutang' yang ada tanda coretnya.

Banyak orang lagi tenis meninggal dunia. Banyak yang lagi maraton meninggal dunia. Banyak yang lagi main futsal meninggal dunia. Ada juga yang lagi main golf meninggal dunia --disambar petir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News