Januari Hitam, Aksi Brutal Tentara Soviet yang Mengawali Kemerdekaan Azerbaijan

Januari Hitam, Aksi Brutal Tentara Soviet yang Mengawali Kemerdekaan Azerbaijan
Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Jalal Mirzayev, menekankan perlunya menjaga kemerdekaan saat memperingati peristiwa Januari Hitam. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar Republik Azerbaijan untuk Indonesia, Jalal Mirzayev, menekankan perlunya menjaga kemerdekaan saat memperingati peristiwa Januari Hitam.

Peristiwa itu menandai agresi militer Soviet di Kota Baku, Azerbaijan, yang menewaskan 147 warga sipil Azerbaijan pada 20 Januari 1990.

"Kita perlu menjaga kemerdekaan, karena kemerdekaan itu tidak datang dengan sendirinya dan tidak ada satu pihak pun yang memberikan secara cuma-cuma," kata Jalal dalam acara peringatan 32 tahun tragedi 20 Januari, di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa baik Indonesia maupun Azerbaijan memiliki perjuangan masing-masing untuk memperoleh kemerdekaan. Oleh karena itu, kemerdekaan yang telah diraih perlu dijaga dan dipertahankan.

"Itulah sebabnya kita harus mengetahui arti dari nilai kemerdekaan dan mempertahankan hal tersebut selamanya," katanya.

Jalal mengatakan bahwa tragedi Januari Hitam terjadi pada 20 Januari 1990, ketika kepemimpinan Soviet memerintahkan penyerbuan ke Kota Baku di Azerbaijan oleh 26 ribu tentara yang membawa peralatan militer berat.

Akibat intervensi militer tersebut, sedikitnya 147 warga sipil tewas dan 744 orang lainnya luka berat.

Peristiwa tersebut kemudian disebut sebagai peristiwa Black January atau Januari Hitam, yang menandai berakhirnya pemerintahan Soviet selama 70 tahun di Azerbaijan dan memulihkan kemerdekaan negara itu.

tragedi Januari Hitam terjadi pada 20 Januari 1990, ketika kepemimpinan Soviet memerintahkan penyerbuan ke Kota Baku di Azerbaijan oleh 26 ribu tentara

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News