Jawa Tengah Ingin Terapkan Metode Penanganan Stunting Tim RSCM di Pandeglang

Jawa Tengah Ingin Terapkan Metode Penanganan Stunting Tim RSCM di Pandeglang
Sosialisasi Inovasi Intervensi Aksi Cegah Stunting terus dilakukan. Foto dok pribadi

Aksi Cegah Stunting juga berkoordinasi dengan Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) di bawah koordinasi Sekretariat Wakil Presiden RI dan mendapatkan dukungan penuh.

Prof. Dr Damayanti Rusli Sjarif Dokter Spesialis Anak Penyakit Metabolik menjelaskan bahwa stunting mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan dan intelegensi yang sulit diperbaiki jika anak sudah melewati usia dua tahun. 

“Stunting terjadi karena kurangnya asupan nutrisi yang adekuat. Untuk itu, salah satu kunci dari pencegahan stunting adalah untuk memantau berat badan dan tinggi badan anak dan memenuhi kebutuhan gizi dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan mereka yaitu dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun," jelasnya.

Dalam pilot project di Pandeglang, dilakukan pendekatan melalui intervensi gizi spesifik yang berfokus pada pemantauan berat badan dan tinggi badan balita secara teratur di posyandu dan konseling nutrisi, pelatihan tenaga kesehatan, perbaikan sistem rujukan, hingga pemenuhan kebutuhan protein hewani seperti telur, ikan, ayam dan susu.

Sistem rujukan berjenjang perlu dilakukan apabila ditemukan gangguan pertumbuhan atau weight faltering. Pertama-tama, tinggi badan (TB), berat badan (BB) diukur dan disesuaikan dengan grafik tumbuh kembang sesuai usia di Posyandu oleh Bidan Desa dan Kader. Apabila ditemukan kejanggalan, akan dirujuk ke Puskesmas untuk penentuan status gizi oleh Dokter Umum, Bidan Desa, dan Tenaga Gizi.

"Selanjutnya, akan dilakukan evaluasi penyebab stunting, diagnosis penyakit penyerta, dan apabila diperlukan pasien akan disertai dengan preskripsi Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) oleh Dokter Spesialis Anak di RSUD. PKMK kini sudah dapat ditanggung pembiayaannya oleh pemerintah dan diatur dalam Permenkes, sehingga meringankan beban pasien yang membutuhkan.”, jelas Prof. Damayanti.

Menyikapi paparan Aksi Cegah Stunting, Ganjar Pranowo menyatakan komitmennya untuk mendorong replikasi intervensi gizi spesifik di daerahnya.

“Tidak perlu banyak berdiskusi, kita harus langsung bergerak melaksanakan inisiatif ini dengan segera. Melihat pentingnya masa kehamilan sebagai cikal bakal masalah stunting, saya mengarahkan agar dinas terkait, tenaga kesehatan dan pemda segera mendata jumlah ibu hamil yang bermasalah dan menyediakan intevensi gizi dan dukungan medis sesuai yang dibutuhkan agar 550.000 ibu hamil di Jawa Tengah dapat melahirkan anak yang sehat dan memberikan ASI Eksklusif," tegas Ganjar.

Upaya percepatan dalam pencegahan stunting merupakan agenda besar pemerintah ke depan dan menjadi salah satu prioritas Presiden dalam mendorong pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News