Jelang HUT RI, Perpustakaan MPR Membedah Buku Karya Hatta

Jelang HUT RI, Perpustakaan MPR Membedah Buku Karya Hatta
Para narasumber pada acara ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’ membedah buku karya Mohammad Hatta yang berjudul ‘Sekitar Proklamasi’ yang digelar Perpustakaan MPR RI. Foto: Humas MPR

Dari sinilah ia menyebut Hatta sebagai Bapak Bangsa. Sodikin di hadapan peserta mengajak kepada semua untuk merefleksikan isi buku itu. “Apakah kita masih sesuai di jalur harapan bangsa?” tanyanya.

Arif Pradono dalam kesempatan itu menyebut buku karya Hatta tak mengedepankan anak muda sebagai penggerak terlaksananya Proklamasi. Ia membandingkan dengan buku karya Adam Malik yang menyebut anak muda sebagai penggerak kemerdekaan Indonesia.

Pradono sendiri mengakui kalau dalam setiap perubahan yang terjadi di muka bumi, anak mudalah sebagai agent perubahan. Ia menyebut Gajah Mada, Sudirman, aktivis 66, aktivis 98, adalah tokoh-tokoh perubahan di mana kala itu mereka masih tergolong muda. Perbedaan Hatta dan Adam Malik bisa jadi mereka dalam posisi yang berbeda, Adam Malik sebagai bagian dari anak muda, sedang Hatta dari kelompok yang disebut kaum tua.

Dalam kesempatan itu, Hetifah mengakui bahwa siapa saja bisa menjadi pelaku sejarah. Setiap generasi disebut memiliki sejarah tersendiri. “Kita menjadi pelaku sejarah di keluarga atau kampus,” ujarnya.

Sebagai anggota DPR dan MPR, dirinya mengakui merupakan bagian dari sejarah politik di Parlemen. Diharapkan dari sejarah yang ada, kita bisa memaknai peristiwa. “Yang bagus kita lanjutkan”, paparnya.

Dalam soal sejarah yang ada bumbunya, dongeng dan legenda misalnya, diakui memang ada unsur seperti itu agar yang tampak di publik menguntungkan. “Sejarah yang tak terlepas dari dunia politik memang ada unsur kepentingan yang ada,” tuturnya.

Dirinya pun menyebut banyak cerita-cerita lokal yang hidup di masyarakat penuh dengan dongeng dan legenda.

“Hal demikian juga perlu digali,” harapnya.

Menanggapi buku karya Wapres I RI itu, Sodikin mengatakan buku yang ditulis oleh Hatta itu sebagai upaya untuk meluruskan sejarah menjelang Indonesia merdeka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News