Jelang Idulfitri, BPOM Temukan Banyak Pangan Kedaluwarsa Tersebar di 5 Daerah Ini

Jelang Idulfitri, BPOM Temukan Banyak Pangan Kedaluwarsa Tersebar di 5 Daerah Ini
Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito saat konferensi pers virtual Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan selama Ramadan dan Menjelang Hari Raya Idulfitri. Foto: Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 tidak membuat Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) lengah.

Sesuai hasil pengawasan BPOM selama Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulftri, ditemukan banyak pangan tidak memenuhi ketentuan (TMK).

Hal ini disampaikan Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito saat konferensi pers virtual Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan selama Ramadan dan Menjelang Hari Raya Idulfitri 2020 pada Jumat (15/5).

"Hasil pelaksanaan intensifikasi pengawasan pangan selama 2 minggu Ramadan tahun ini (27 April - 8 Mei 2020), menunjukkan masih banyak ditemukan pangan olahan yang TMK," kata Penny.

Dari 1.197 sarana distribusi pangan yang diperiksa, terdapat 38,10% sarana distribusi TMK karena menjual pangan rusak, pangan kedaluwarsa, maupun pangan tanpa izin edar (TIE) atau ilegal.

Jumlah total temuan produk pangan TMK sebanyak 290.681 pieces dengan total nilai ekonomi mencapai Rp 654.300.000.

"Jika dibandingkan dengan data intensifikasi pangan tahun 2019, terjadi peningkatan jumlah temuan produk TMK. Namun, terjadi penurunan besaran nilai ekonomi temuan. Temuan produk TMK tahun ini didominasi oleh pangan kedaluwarsa," beber Penny.

Berdasarkan lokasi temuan, jenis pangan TIE banyak ditemukan di Surakarta, Banyumas, Banggai, Manokwari, dan Sorong, dengan jenis pangan berupa Bahan Tambahan Pangan (BTP), teh, roti, makanan ringan, dan sirup

BPOM merekomendasikan agar bahan pangan yang sudah kedaluwarsa jelang Idulfitri segera dimusnahkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News