Jelang Panen Sawit Dicari, Usai Panen Diusir

Nasib TKI di Malaysia

Jelang Panen Sawit Dicari, Usai Panen Diusir
Jelang Panen Sawit Dicari, Usai Panen Diusir
JAKARTA -- Analis kebijakan publik Migrant Care, Wahyu Susilo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, khususnya yang tidak dilengkapi dokumen resmi. Wahyu mencontohkan, di saat sedang dibutuhkan, perusahaan-perusahaan perkebunan Malaysia mencari TKI. Namun, bila sedang tak dibutuhkan, mereka diuber-uber.

"Malaysia menerapkan standar ganda. Setiap menjelang masa panen sawit, saat butuh tenaga kerja, perbatasan diperlonggar, seperti di Nunukan, Entikong. Tapi kalau pekerjaan selesai, mereka (TKI, red) dikejar-kejar," ujar Wahyu Susilo dalam diskusi bertema "Nasib TKI dan Diplomasi Setengah Hati" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (28/8).

Dia mengatakan, memang cukup besar jumlah TKI yang tidak berdokumen lengkap. Namun, fakta ini justru dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan di Malaysia. Bahkan, perusahaan-perusahaan perkebunan milik pemerintah Malaysia, yang paling banyak menggunakan TKI tanpa dokumen lengkap ini. Bukan karena punya niat baik, tapi lantaran dianggap menguntungkan perusahaan.

"Mereka suka yang tak berdokumen, karena tak usah membuat kontrak kerja, upah bisa dibawah standar, dan bisa di PHK sewaktu-waktu," ujar Wahyu. Hal yang sama dikatakan anggota Komisi I DPR, Roy Suryo.

JAKARTA -- Analis kebijakan publik Migrant Care, Wahyu Susilo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News