Jelang Satu Abad, PBNU Memberi Perhatian Khusus pada Gerakan Perempuan NU

Jelang Satu Abad, PBNU Memberi Perhatian Khusus pada Gerakan Perempuan NU
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Satu Abad NU Yenny Wahid saat memberikan keterangan pers terkait Peringatan Satu Abad NU di Jakarta, Sabtu (20/8). Foto: Dok. PBNU

Yenny Wahid juga menegaskan bahwa NU Women bukanlah sebuah badan otonom (banom), tapi menjadi sebuah hub, atau  sekretariat bersama dimana stakeholdernya adalah semua Banom NU.

Adapun tujuan NU Women. Pertama, melakukan enhancement dimana pelakunya adalah banom yang dipilih sesuai dengan kesepakatan.

Kedua, sebagai ruang perjumpaan dan koordinasi serta berbagi peran dan tugas agar efisien dan tidak terjadi duplikasi.

Ketiga, ajang konsolidasi di tatanan global, melalui fasilitasi dan koordinasi baik di struktural banom, maupun kepentingan Nahdlatul Ulama.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Tsaquf saat memberikan pengarahan menjelaskan Workshop NU Women ini sebagai bagian rangkaian peringatan satu Abad NU.

Bagi Yahya, Gerakan Perempuan NU selama ini merupakan inisatif yang sudah dibuat pendahulu yang sejak Muktamar pada 1938 telah memberi ruang partisipasi kepada perempuan.

Penting baginya, NU mendorong kesadaran tentang perubahan peradaban, karena sejak awal NU didirikan sebagai inisiatif untuk merintis dan respons NU terhadap perubahan peradaban. NU Women ini diharapkan menciptakan konstruksi wacana yang baru, yang nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat.

“Dengan demikian, NU perlu penegasan tentang posisi kita, tidak reaksioner tetapi mengambil inisiatif. Ini mencerminkan, bagaimana para ulama mencari jawaban, sudut pandang, dan perspektif pendekatan,” tegas Yahya.

PBNU yang akan berusia satu abad pada Februari 2023 mendatang akan memberi perhatian khusus terkait Gerakan Perempuan NU.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News