Jenderal Gatot Pensiun Masih Lama, Kok Buru-Buru Diganti?

Jenderal Gatot Pensiun Masih Lama, Kok Buru-Buru Diganti?
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: Ismail Pohan/Indopos/JPG

jpnn.com, JAKARTA - Pergantian Panglima TNI yang terkesan mendadak dinilai sebagai pelecehan terhadap institusi TNI.

Ketua Progres 98, Faizal Assegaf menilai sikap Presiden Joko Widodo yang meminta DPR mempercepat porses pergantian Jenderal Gatot sangat tidak elok.

Pergantian yang tidak tepat waktu ini dinilai aneh, karena menurut Faizal, tidak ada situasi kegentingan tapi presiden begitu agresif mencopot Jenderal Gatot Nurmantyo, padahal masa jabatannya berakhir pada Maret 2018.

“Langkah yang ditempuh Jokowi memberikan gambaran bahwa pencopotan Gatot lebih pada kalkulasi kepentingan politik jelang Pilpres 2019,” tutur Faisal di Jakarta.

Faizal mencontohkan TNI ibarat partai Golkar dan PPP yang dibuat tersandera.

Menurutnya, manuver istana sangat tidak tidak elegan, seolah memosisikan institusi TNI menjadi tersandera, mirip dengan perlakuan Jokowi terhadap Golkar dan PPP.

“Institusi TNI adalah salah satu lembaga strategis negara, tidak boleh diobok-obok lantaran terkesan Jokowi disinyalir tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan Jenderal Gatot,” tegasnya.

Faisal menyatakan, Jokowi memang memiliki hak prerogatifnya untuk memilih calon Panglima TNI yang baru.

Presiden Joko Widodo dinilai mengikuti desakan sejumlah pihak yang anti pada Jenderal Gatot Nurmantyo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News