Jenderal Tito Karnavian: Mbah Saya Itu NU

Ketiga, lanjut Tito, pentingnya nilai-nilai kebersamaan. Nah, selama ini pesantren memiliki peranan sangat penting. Termasuk menjaga kebersamaan dan keharmonisan.
Ditemui wartawan usai memberikan sambutan, Tito menjelaskan, silaturahmi merupakan perkara wajib.
Dia bersama rombongan akan terus melakukan safari serupa ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. "Kakek saya itu lulusan (Ponpes) Tebuireng, jadi Mbah saya itu NU,'' katanya.
Tito enggan menanggapi isu-isu hukum yang sedang terjadi. "Penegakan hukum ada acara sendiri. Beda ya. Ini murni acara silaturahmi. Ini etika keagamaan," ujar mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Sementara itu, Gus Ali menyatakan, Ramadan merupakan kesempatan untuk mawas diri, bermuhasabah dan senantiasa melihat kebaikan orang lain. ''Cerdas melihat kekurangan diri sendiri," ujarnya.
Dikatakan, belajar berpikir positif adalah sangat penting. Barang siapa ingin menjadi orang besar maka harus berjiwa besar dan berpikir besar.
"Jayalah bangsaku, jayalah negeriku, kita harus bangga jadi orang Indonesia dan mukmin," pungkasnya. (jos)
Setelah Selasa lalu (6/6) ke KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan KH Maimoen Zubarir (Mbah Moen) di Rembang, kemarin (10/6) Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Mendagri Tito Pidato di Global Security Forum di Qatar
- Ormas Kebablasan Bukan Diselesaikan dengan Revisi UU, tetapi Penegakan Hukum
- Jadi Irup Hari Otda 2025, Sekda Sumsel Sampaikan Pesan Penting Mendagri Tito, Simak
- Dedi Mulyadi Pangkas Dana Hibah APBD 2025 untuk Pondok Pesantren
- BAZNAS dan Ulama Palestina Perkuat Kerja Sama untuk Palestina
- Kemendagri dan Pemerintah Denmark Siap Kerja Sama untuk Memperkuat Pemadam Kebakaran