Jeremy Lin, Pemain Asian American Pertama di NBA

Lulus Harvard dengan IP 3,1

Jeremy Lin, Pemain Asian American Pertama di NBA
WAWANCARA - Jeremy Lin saat melayani permintaan interview jelang pertandingan Golden State Warriors di Oracle Arena, Oakland. Foto: Hasan Gozali/Jawa Pos.
Entah karena dia keturunan Asia atau bukan, tidak banyak universitas yang memberi tawaran beasiswa basket untuk Lin. Impiannya adalah bermain untuk kampus-kampus elite di California, seperti University of California di Berkeley, Stanford (keduanya di sekitar San Francisco), atau di UCLA. Tapi, tak satu pun yang memberinya jaminan masuk tim basket.

Dia lantas mencoba masuk ke kampus-kampus elite Ivy League. Termasuk Harvard. Gengsi basketnya tidak seperti sekolah besar lain, tapi semua ada di Divisi I, memberi harapan untuk mendapat sorotan dan kemudian naik ke jenjang profesional. Pada akhirnya, Lin memilih Harvard. Meski dia tidak dapat beasiswa, sekolah itu memberinya jaminan bermain basket.

Pilihan itu mungkin yang terbaik. Di Harvard, Lin bersinar luar biasa. Di tahun keduanya, Lin meraup rata-rata 12,6 poin. Tahun ketiga (2008-2009), dia menjadi satu-satunya pemain NCAA Divisi I yang masuk top ten di tujuh kategori sekaligus di conference (liga) tempat dia berlaga. Yaitu poin (17,8), rebound (5,5), assist (4,3), steal (2,4), blok (0,6), field goal percentage (0,502), free throw percentage (0,744), dan 3-point shot percentage (0,400).

Di tahun kempat sekaligus terakhirnya (2009-2010), dia meraup rata-rata setara, dan untuk kali kedua terpilih masuk All-Ivy League First Team. Lin mengakhiri karir NCAA-nya sebagai pemain pertama dalam sejarah Ivy League yang mencatat sedikitnya 1.450 poin, 450 rebound, 400 assist, dan 200 steal.

Yao Ming terus dilanda cedera. Yi Jianlian tampil di bawah harapan. Bagi penggemar NBA di Asia, inspirasi bisa didapat dari Jeremy Lin, rookie Golden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News