Jessica, Volunteer Asal Indonesia untuk Piala Dunia di Rusia

Jessica, Volunteer Asal Indonesia untuk Piala Dunia di Rusia
LOLOS SELEKSI: Jessica saat ditemui di Cimahi, pekan lalu. Foto: Tri Mujoko Bayuaji

Jika merunut dari proses awal, seleksi untuk relawan Piala Dunia 2018 memang dilakukan bertahap. FIFA pada 2016 membuka kesempatan relawan untuk dua kegiatan sekaligus. Yakni, Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018.

Jessica yang terbiasa menjadi relawan guru bahasa Inggris untuk anak SD hingga SMA melamar untuk dua kegiatan itu. "Yang konfederasi gagal, oh ya sudah. Makanya, pas dapat e-mail Februari sudah feeling paling nggak kepilih lagi. Eh, ternyata lolos," sambungnya.

Seleksi menjadi relawan dilakukan dalam dua tahap. Tes pertama adalah kemampuan bahasa Inggris melalui sejumlah soal mirip tes melamar kerja.

Tes kedua adalah wawancara via Skype. Dia ingat betul ketika itu menjalani wawancara langsung dengan pihak FIFA pada 22 November 2016 pukul 20.00 WIB.

"Saya pilih jam 8 malam karena waktu itu masih bekerja. Sekalian juga agar jadwal yang di sana (Eropa) tidak terlalu malam," ujar karyawan salah satu perusahaan distributor obat dan makanan itu.

Wawancara selama 40 menit via Skype dilakoni apa adanya. Bahkan, saat ditanya mengapa memilih menjadi relawan event sepak bola, Jessica menjawab bahwa dirinya hanya ingin menjadi relawan.

Bukan tertarik dengan sepak bolanya. Jessica mengaku punya ketertarikan menjadi relawan tanpa memilih posisi.

"Makanya, saya kaget juga kenapa kepilih. Waktu itu bilang emang nggak suka bola. Tapi, pertanyaan-pertanyaan lain memang lebih mengarah ke personality," ungkapnya.

Jessica menyisihkan banyak pendaftar dalam seleksi calon relawan untuk ajang Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, Jessica terkendala dana untuk keberangkatannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News