JK Dukung Tuan Guru Pancor Jadi Pahlawan Nasional

JK Dukung Tuan Guru Pancor Jadi Pahlawan Nasional
Wakil Presiden HM Jusuf Kalla bersama Gubernur NTB Dr HM Zainul Majdi (pakai batik) usai membuka Seminar Nasional dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia, Jejak Perjuangan Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1904-1997) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (5/4) siang. Foto Zulhakim/Lombok Post/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) HM Jusuf Kalla mendukung upaya warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengusulkan gelar pahlawan nasional bagi Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Pancor.

Menurut Wapres, upaya yang telah dirintis dan dibangun Tuan Guru Pancor baik sebelum dan sesudah kemerdekaan membuatnya layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.

“Syarat pahlawan nasional, ada yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa. Kalau tidak dikenal, kita tidak hadir di sini,’’ ujar Wapres dihadapan ratusan peserta acara Seminar Nasional Dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia, Jejak Perjuangan Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1904-1997) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Rabu (5/4) siang.

Seperti diketahui Tuan Guru Pancor merupakan sosok ulama pejuang dari Pancor, Lombok Timur (NTB). Sepulang menimba ilmu dari Makkah tahun 1934 ia mendirikan Pesantren Al Mujahidin sebagai basis perjuangan.

JK Dukung Tuan Guru Pancor Jadi Pahlawan NasionalWakil Presiden HM Jusuf Kalla (dua dari kanan) tengah menabuh gendang sebagai pembuka Seminar Nasional dari Nahdlatul Wathan untuk Indonesia, Jejak Perjuangan Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (1904-1997) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (5/4) siang. Foto Zulhakim/Lombok Post/JPNN.com

Dengan dukungan masyarakat yang semakin luas 22 Agustus 1937 ia mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Ini adalah cikal bakal Ormas Nahdlatul Wathan (NW) yang hingga kini menaungi ribuan lembaga pendidikan di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain itu ia dan para santri membentuk Gerakan Mujahidin sebagai wadah perlawanan terhadap penjajah. Salah satu aksi yang ia inisiasi adalah serbuan ke markas NICA di Selong, Lotim pada 7 Juli 1946 .

Sayang dalam pertempuran itu ia harus kehilangan sejumlah santri dan seorang adik kandungnya TGH Muhammad Faisal. Mereka gugur dan dimakamkan di TMP Rinjani Selong.

Wakil Presiden (Wapres) HM Jusuf Kalla mendukung upaya warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengusulkan gelar pahlawan nasional bagi Tuan Guru Haji

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News