JK Kecewa Perguruan Tinggi Minim Riset Terapan
Selasa, 03 Maret 2009 – 08:41 WIB
Sinergi dengan dunia usaha juga dapat menjawab keluhan umum peneliti, yakni keterbatasan dana penelitian yang disediakan negara. Dengan status badan hukum pendidikan pemerintah, kampus kini leluasa menggunakan kemampuan keilmuannya untuk menciptakan nilai tambah bagi dunia usaha. "Nilai tambah itu ada tiga kriteria, lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat," paparnya.
Baca Juga:
Hanya dengan budaya riset yang tinggi, kata Kalla, civitas akademika juga juga dapat meraih hadiah Nobel yang prestisius. "Di pesawat saya tanya menteri hukum dan HAM, berapa paten yang dihasilkan perguruan tinggi. Dia jawab sangat rendah. Saya minta guru besar yang ada disini, jangan mimpi dapat nobel tanpa paten yang banyak," tegasnya.
Dalam sambutannya, Kalla mengaku salut dengan ITB yang telah menelurkan dua dari enam presiden, yakni Soekarno dan Habibie. ITB juga menyumbang tujuh dari 32 menteri di Kabinet Indonesia Bersatu.
"Alumni ITB mengabdi mulai dari perminyakan, kesejahteraan rakyat, lingkungan, sampai administrasi negara yang mungkin tidak diajarkan di ITB. Jadi kalau negara ini gagal, saya minta pertanggungjawaban ITB," selorohnya.
BANDUNG - Wakil Presiden Jusuf Kalla kecewa dengan minimnya riset terapan dan paten yang dihasilkan perguruan tinggi. Minimnya riset membuat Indonesia
BERITA TERKAIT
- Sinergi Atma Jaya-Perhumas Jadikan Komunikasi Tetap Relevan dalam Keilmuan dan Praksis
- FISIP UPN Veteran Jakarta & UiTM Implementasikan Kerja Sama Dua Fakultas
- Unicamp 2024, Membantu Guru & Siswa dalam Pengembangan Teknologi Edukasi
- Dukung Kualitas Pendidikan, Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu
- BAZNAS Adakan Program TOT Pengajar Al-Qur'an Isyarat
- Penjelasan Kemendikbudristek soal UKT Mahal, Jangan Gagal Paham