JK Kecewa Perguruan Tinggi Minim Riset Terapan

JK Kecewa Perguruan Tinggi Minim Riset Terapan
JK Kecewa Perguruan Tinggi Minim Riset Terapan
Sinergi dengan dunia usaha juga dapat menjawab keluhan umum peneliti, yakni keterbatasan dana penelitian yang disediakan negara. Dengan status badan hukum pendidikan pemerintah, kampus kini leluasa menggunakan kemampuan keilmuannya untuk menciptakan nilai tambah bagi dunia usaha. "Nilai tambah itu ada tiga kriteria, lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat," paparnya.

Hanya dengan budaya riset yang tinggi, kata Kalla, civitas akademika juga juga dapat meraih hadiah Nobel yang prestisius. "Di pesawat saya tanya menteri hukum dan HAM, berapa paten yang dihasilkan perguruan tinggi. Dia jawab sangat rendah. Saya minta guru besar yang ada disini, jangan mimpi dapat nobel tanpa paten yang banyak," tegasnya.

Dalam sambutannya, Kalla mengaku salut dengan ITB yang telah menelurkan dua dari enam presiden, yakni Soekarno dan Habibie. ITB juga menyumbang tujuh dari 32 menteri di Kabinet Indonesia Bersatu.

"Alumni ITB mengabdi mulai dari perminyakan, kesejahteraan rakyat, lingkungan, sampai administrasi negara yang mungkin tidak diajarkan di ITB. Jadi kalau negara ini gagal, saya minta pertanggungjawaban ITB," selorohnya.

BANDUNG - Wakil Presiden Jusuf Kalla kecewa dengan minimnya riset terapan dan paten yang dihasilkan perguruan tinggi. Minimnya riset membuat Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News