JK Terus Kritik SBY
Jumat, 03 Juli 2009 – 11:08 WIB

OBRAL JANJI- Debat capres terakhir di Balai Sarbini Jakarta (2/7). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
"Pandangan rasialis bahwa salah satu ras tidak bisa menjadi presiden harus dihapuskan dari benak kita," tegasnya. Pernyataan JK itu rupanya menjawab pernyataan Andi Mallarangeng saat berkampanye di GOR Mattoangin, Makassar, Rabu (1/7) lalu. Saat itu, dia mengatakan bahwa suku Bugis belum saatnya menjadi Presiden Indonesia.
Selain saling kritik, persoalan otonomi daerah dan pemekaran daerah juga menjadi topik bahasan menarik. Soal otonomi, Mega berpendapat bahwa sejak reformasi, Indonesia mengalami euforia otonomi daerah. Semua daerah di Indonesia ingin otonom. Mereka yang merasa memiliki potensi ingin berdiri sendiri. "Tiba-tiba banyak yang ingin pemekaran," katanya.
Padahal, kata dia, tak semua daerah yang mengalami pemekaran berhasil. Ada yang gagal kemudian jatuh miskin. "Kalau sudah jatuh miskin dan gagal lantas bagaimana selanjutnya. Apakah akan kembali ke daerah induk atau bagaimana. Padahal, biasanya daerah yang sebelumnya jadi induk tidak mau kalau bergabung dengan daerah yang ternyata gagal," katanya.
JK mengatakan, perlu ada kriteria-kriteria tertentu untuk daerah bisa dimekarkan. Tidak boleh sembarangan. Kalau perlu, ada standar tertentu yang harus dipenuhi oleh daerah. "Kita beri daerah target-target tertentu yang harus dipenuhi," katanya.
JAKARTA - Debat capres pemungkas di Balai Sarbini tadi malam kembali menempatkan capres Jusuf Kalla (JK) sebagai pusat perhatian. Capres dari koalisi
BERITA TERKAIT
- Sidang Kabinet Seharusnya Bahas Persoalan Bangsa, Bukan Ijazah Palsu
- Nilam Sari Harapkan Sisdiknas Baru Atasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T
- Pengamat: Masyarakat Tak Rela Prabowo Terkontaminasi Jokowi
- Kepala BGN Curhat kepada DPR: Seluruh Struktural Kami Belum Menerima Gaji
- Wasekjen Hanura Kritik Pertemuan Erick Thohir dengan KPK dan Kejagung Soal UU BUMN
- Kelompok DPD RI di MPR Dorong Agenda Perubahan UUD 1945 pada 2026