Jurus Kementan Dorong Generasi Milenial Tekuni Pertanian

Contoh lainnya, penyiangan secara manual membutuhkan tenaga kerja sebanyak 15-20 orang dengan jumlah tenaga kerja 120 jam per hektar. Biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 600.000.
Sementara, dengan power weeder, jumlah tenaga kerja yang diperlukan hanya dua orang dengan jumlah kerja 15-27 jam per hektar, dengan biaya hanya Rp 400.000.
Sarwo Edhy menambahkan, mekanisasi alat dan mesin pertanian juga sudah memasuki tahap digitalisasi.
Salah satu contohnya ialah traktor roda empat yang dapat dikendalikan dengan remote control.
"Di Jawa, sudah banyak petani yang mengoperasikan Alsintan dengan remote control. Mereka tidak harus kotor-kotoran di sawah, pengoperasiannya cukup dari pinggir sawah saja. Digitalisasi ini yang bakal menarik minat kalangan milenial," kata Sarwo Edhy.
Selama ini, pemerintah telah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian sebanyak 350.000 unit.
Bantuan ini terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, cooper, cultivator, exavator, hand sprayer, implemen alat tanam jagung dan alat tanam jagung semi manual.
Pada 2015 lalu, Alsintan yang telah disalurkan sebanyak 54.083 unit, pada 2016 sebanyak 148.832 unit, serta 2017 sebanyak 82.560 unit. Kemudian pada 2018, Alsintan yang disalurkan mencapai 112.525 unit.
Kementerian Pertanian (Kementan) akan semakin giat mendorong mekanisasi alat pertanian untuk mendorong minat anak muda milenial terjun dalam bidang pertanian.
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan