Kades Samto Mengamuk Melihat Satgas Covid Membubarkan Hajatan, Piring dan Gelas Pecah

Kades Samto Mengamuk Melihat Satgas Covid Membubarkan Hajatan, Piring dan Gelas Pecah
Tim Satgas Covid-19 menenangkan Kades Jenar Samto yang emosi karena acara hajatan di desanya dibubarkan. Foto: AHMAD K/RADAR SOLO

Dia juga mengaku heran karena hajatan tidak boleh mengundang seniman. Kondisi ini menurutnya banyak merugikan, termasuk para seniman.

”Seharusnya duduk bareng, ngomong bareng. Jangan sampai menyelesaikan masalah yang justru menimbulkan masalah. Kalau menambahi masalah ya tidak bijak, tidak manusiawi, rakyat jadi kecewa berat," kata Samto.

Terpisah, Kasi Trantib Kecamatan Jenar Kardiyono yang juga masuk tim satgas Covid-19 desa menyampaikan, di lokasi Kades Samto diketahui tidak memakai masker. Selain itu, sebagian warga juga ada yang tidak memakai masker.

"Banyak yang pakai masker, tetapi kerumunan tidak terkendali. Lokasi duduk para tamu juga sudah tak menjaga jarak," ucapnya.

Dia menambahkan, tim satgas Covid-19 sudah datang pukul 10.00 dan menunggu acara temu pengantin sekitar 30 menit. Setelah ketemu prosesi sakral, tim satgas langsung masuk dan memegang mik dan memberikan peringatan terkait PPKM darurat dan meminta acara dibubarkan.

”Saya sudah santun dan mohon izin pada kades, yang punya hajat, dan para tamu undangan. Menyampaikan sesuai instruksi bupati untuk segera membubarkan dan kami beri waktu 20 menit,” katanya.

Kardiyono sebenarnya sudah berkomunikasi dengan yang punya hajat pada Senin (12/7) lalu. Bahwa boleh menggelar pernikahan dengan pembatasan maksimal sepuluh orang yang hadir. Selain itu, tidak perlu menggelar acara dan mengundang campursari.

”Sudah saya peringatkan yang punya hajat, karena masih PPKM, tidak perlu ngundang campursari. Kalau dibubarkan malah rugi,” katanya. (din/ria)

Kades Samto kesal melihat Tim Satgas Covid-19 membubarkan hajatan di desanya. Dia mengamuk.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News