Kakek 95 Tahun Empat Kali Ganti Bus Demi Ikut Demo Antirasis di Selandia Baru

Tapi ketenangan hidupnya ini, seperti juga ketenangan hidup warga Selandia Baru pada umumnya, tiba-tiba terusik pada 15 Maret lalu ketika teroris asal Australia menembaki jamaah masjid.
Sato merasa sangat sedih mendengar apa yang terjadi di Christchurch. "Saya tak bisa tidur nyenyak sejak itu," katanya kepada Radio New Zealand (RNZ).
"Saya rasa begitu menyedihkan. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain," ujarnya.
Menurut dia, setiap orang memang memiliki kesulitan dalam kehidupannya masing-masing.
Karena itu, katanya, kita perlu peduli terhadap yang lain terlepas dari latar belakang etnis dan budayanya.

Sato mengaku mendengar adanya perkabungan untuk menghormati para korban yang digelar di seantero Selandia Baru.
Maka, hal pertama yang dilakukannya yaitu mendatangi sebuah masjid di daerah Pakuranga, kebetulan tak jauh dari rumahnya.
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya