Kaki Ganjar Pranowo Dibasuh oleh Dua Perempuan, Kemudian Diberi Parang

Kaki Ganjar Pranowo Dibasuh oleh Dua Perempuan, Kemudian Diberi Parang
Gubernur Ganjar Pranowo bersama warga Suku Tobelo. Foto: IG @ganjarpranowo

Tak hanya sebagai keluarga, Ganjar siang itu juga diberi Parang dan Salawaku. Itu adalah semacam alat perang yang mengandung arti pengangkatan Ganjar sebagai kesatria Tobelo.

"Beberapa waktu lalu anak-anak kami menyampaikan pakaian adat yang  sekarang bapak kenakan, itu adalah buatan tangan-tangan Tobelo.  Dan hari ini, entah karena tanda apa, bapak bisa hadir di tengah-tengah kami," kata Jesayas.

Ada 10 tetua sub suku Tobelo hadir langsung menyaksaan Prosesi you yaihoro itu. Bahkan ibu-ibu dan para pemuda Tobelo juga tidak mau ketinggalan memberikan penyambutan. Merekalah yang menyambut Ganjar dari gapura hingga duduk di beranda Hibualamo.

Ganjar sendiri juga tak menyangka hari ini ditahbiskan sebagai warga Suku Tobelo. Selama ini ia hanya memendam mimpi, kapan akan mendapat kesempatan mengunjungi Tobelo. Kota kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara yang terkenal dengan tambang emas itu.

Mimpi itu dia pelihara setelah beberapa waktu lalu mendapat tamu warga Halmahera Utara yang mengantarkan seperangkat busana adat Tobelo.

Pada kesempatan itu datang setelah Ganjar diundang menghadiri Seleksi Tilawatil Quran Nasional XXVI di Kota Sofifi, Maluku Utara.

Ganjar pun memutuskan menyisihkan waktu tiga setengah jam perjalanan dari Sofifi menuju Tobelo.

"Saya bersama istri merasa bangga bisa hadir di tengah panjenengan. Inilah cara Tuhan mempertemukan kita. Dan inilah cara kita merawat Indonesia," kata Ganjar.

Gubernur Ganjar Pranowo dan istri Siti Atikoh mendapat sambutan secara adat oleh Suku Tobelo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News