Kaleidoskop CHEPS FKM UI, Transformasi Sistem Kesehatan Tidak Bisa Sekejap Mata

Kaleidoskop CHEPS FKM UI, Transformasi Sistem Kesehatan Tidak Bisa Sekejap Mata
Refleksi Dua Tahun Transformasi Kesehatan: Kontribusi Center for Health Economics and Policy Studies Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (CHEPS FKM UI), di Jakarta, Senin (18/12). Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kemenkes terus melakukan  transformasi sistem layanan kesehatan. Transformasi yang digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga didukung keterlibatan semua pihak di lintas sektor pemerintahan, kementerian, lembaga maupun swasta dan juga masyarakat.

"Mereka juga sangat besar kontribusinya demi terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif kedepannya," kata Staf Khusus Menteri Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Prastuti Soewondo, SE, MPH, PhD. dalam Refleksi Dua Tahun Transformasi Kesehatan: Kontribusi Center for Health Economics and Policy Studies Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (CHEPS FKM UI), di Jakarta, Senin (18/12).

Capaian pelaksanaan dua tahun transformasi kesehatan yang sedang giat-giatnya digagas oleh Kementerian Kesehatan antara lain berupa enam pilar elemen transformasi.

Pertama, penguatan layanan primer dengan konsep mendekatkan layanan hingga ke tingkat desa dan dusun. Kedua, penguatan layanan rujukan terutama dalam peningkatan jenis, jumlah, kualitas dan distribusi layanan agar terjadi kesetaraan pelayanan.

Ketiga, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan. Keempat melalui Penguatan sistem pembiayaan kesehatan melalui perbaikan kualitas belanja kesehatan berbasis kinerja, HTA, pembiayaan JKN dan konsolidasi pembiayaan pusat dan daerah.

"Kelima adalah pemenuhan SDM kesehatan esensial termasuk tenaga medis dan tenaga kesehatan prioritas dan keenam, transformasi teknologi kesehatan yang mengedepankan pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi di sektor kesehatan," tuturnya.

Pada kesempatan sama, Guru besar FKM UI  Prof. Budi Hidayat, SKM, MPPM, PhD mengungkapkan beban penanganan diabetes pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat dihemat hingga 14%, atau sekitar Rp 1,7 triliun per tahun. Hal ini jika mulai mengalihkan terapi insulin dari Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

"Studi ini mendukung pilar transformasi kesehatan pada aspek layanan primer dan transformasi pembiayaan kesehatan," ungkapnya.

Kaleidoskop CHEPS FKM UI, mengemuka transformasi sistem kesehatan tidak bisa sekejap mata

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News