'Kami Reuni di Kamar Jenazah...'

'Kami Reuni di Kamar Jenazah...'
Tim Odontologi Forensik DVI Polda Jatim mengamati struktur gigi salah seorang korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di RS Bhayangkara Surabaya (12/2). Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

Selain itu, bentuk gigi tidak akan pernah berubah dalam kondisi apa pun. Bahkan, lanjut Dotty, satu gigi yang signifikan bisa membuktikan identitas seseorang. ”Buktinya ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Karena itu, Dotty menegaskan, musibah AirAsia menjadi pengingat akan pentingnya data gigi. Dia berharap warga tidak segan ke dokter gigi. Jangan menunggu saat sakit. Kesadaran juga perlu dimiliki dokter gigi. Sebab, selama ini banyak dokter gigi yang tidak mencatat data gigi pasien dengan lengkap.

Dotty meminta keluarga korban yang jenazahnya belum teridentifikasi untuk bersabar. Sebab, kerja tim odontologi tidak mudah. Tapi, dia menjamin akan terus bekerja. Tidak ada kata berhenti.

”Kepuasan kami kalau sudah mengembalikan jenazah korban ke keluarganya. Kami tidak mau rilis identitas korban kalau belum yakin. Kami ingin jenazah dikuburkan atas nama korban yang sebenarnya,” tandasnya. (*/c11/c10/ari)


RUANG itu tidak besar. Di dalamnya, ada beberapa brankar dan peralatan bedah yang tertata rapi di meja-meja operasi. Itulah ruang Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News