Kampus Asing Buka Cabang di Indonesia, PTS Terancam Mati

Kampus Asing Buka Cabang di Indonesia, PTS Terancam Mati
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN.com

Mereka mulai sedikit menurunkan biaya kuliahnya supaya bisa menyasar calon mahasiswa dari kelas ekonomi menengah.

Berikutnya kampus swasta yang biasanya menyasar calon mahasiswa dari kelas ekonomi menengah, menurunkan biayanya untuk menyasar kelas ekonomi menengah ke bawah.

Ujungnya PTS yang yang paling bawah kesulitan mendapatkan mahasiswa. ’’Akhirnya (PTS, red) yang bawah mati,’’ tegasnya.

Sebelum memberikan izin kampus asing membuka kelas di Indonesia, Budi berharap pemerintah mengaca terlebih dahulu. ’’Sudahkan memberikan yang terbaik buat PTS? Belum,’’ tuturnya.

Budi menyayangkan kenapa Kemenristekdikti tidak mengajak bicara terlebih dahulu Aptisi terkait akses untuk kampus asing itu. Apalagi nantinya kampus asing harus bekerjasama dengan kampus swasta nasional.

Budi menjelaskan kampus asing diizinkan masuk ke Indonesia ketika angka partisipasi pendidikan tinggi sudah di angka 70 persen atau lebih. Layaknya di Malaysia atau Singapura.

Sedangkan untuk Indonesia saat ini, angka partisipasi pendidikan tinggi masih 29 persen sampai 30 persen.

Dia membantah jika minimnya angka partisipasi itu disebabkan karena akses atau bangku kuliah yang tersedia sedikit. ’’Ada 4.000 lebih kampus di Indonesia masak kurang,’’ jelasnya.

Pemerintah diharapkan mengaca terlebih dahulu sebelum memberikan izin kampus asing membuka kelas di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News