Kampus Asing Sudah Antre Masuk Indonesia

Kampus Asing Sudah Antre Masuk Indonesia
Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (29/1). Foto: Humas Kemensristekdikti

Dalam perbincangan itu terungkap alasan kampus asing pikir-pikir membuka kampus di Indonesia.

Alasannya adalah karena di dalam UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi (Dikti) diatur bahwa kampus asing yang membuka kampus di Indonesia jurusan atau prodinya dibatasi pada science basic (atau ilmu pengetahuan dasar). ’’Kalau Pak Menristekdikti menyebutnya STEM,’’ jelasnya.

Akhmaloka mengatakan masalah yang dihadapi ketika hanya bisa membuka jurusan STEM adalah biayanya tinggi. Khususnya untuk membangun laboratorium-laboratorium.

Dia menegaskan perkuliahan rumpun STEM sangat bergantung pada laboratorium yang komplit dan peralatan mutakhir.

Dia menjelaskan kampus asing bisa saja berinvestasi besar untuk laboratorium seperti yang dilakukan oleh I3L.

Namun, konsekuensinya adalah biaya kuliah menjadi cukup mahal. Apalagi, nanti kampus asing yang masuk ke Indonesia itu statusnya adalah perguruan tinggi swasta.

’’Kalau misalnya Rp 40 juta/semester (biaya kuliah di kampus asing yang buka kelas di Indonesia, red), dalam satu tahun saja itu sudah selesai untuk kuliah empat tahun di ITB,’’ jelasnya.

Akhmaloka mengatakan sejawatnya pengelola kampus asing inginnya diperbolehkan membuka prodi-prodi yang tidak butuh biaya besar. Contohnya adalah prodi manajemen atau bidang komputer. Program-program itu tidak membutuhkan laboratorium semahal jurusan STEM.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengundang langsung kampus asing untuk membuka cabang di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News