Kandang Bubrah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kandang Bubrah
Seorang mahasiswi membawa spanduk yang menarik perhatian saat demo menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR, Selasa (6/9) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

Jenderal Andika Perkasa, sebagai penguasa kandang, tidak bisa mengelak ketika ditohok dengan pertanyaan mengenai persaingan dingin dirinya dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrahman, yang tidak datang dalam rapat penting itu.

Jenderal Andika tegas membantah ada perang bintang di kandang TNI.

Akan tetapi, publik sudah bisa membaca ada yang bubrah di kandang TNI, karena setiap kali Panglima ada acara, KSAD Dudung tidak ikut mendampingi.

Dudung yang oleh sebagian netizen diledeki sebagai ‘’Jenderal Baliho’’--karena menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab—disebut-sebut punya ambisi untuk menggantikan Jenderal Andika yang pensiun akhir tahun ini.

Kandang bubrah juga terjadi di lingkungan partai politik pendukung Joko Widodo.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menjadi anggota Koalisi Indonesia Bersatu yang pro-Jokowi—mendadak memecat Suharso Monoarfa sebagai ketua umum dan menggantinya dengan Muhammad Mardiono.

Kadang bubrah PPP terjadi karena Suharso membuat marah para kiai dengan pernyataan ‘’amplop kiai’’ saat ada acara di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Kandang bubrah di PPP merupakan lagu lama yang diputar lagi.

Kandang bubrah adalah salah satu ritual yang dilakukan untuk mengumpulkan kekayaan atau mencari kesaktian, kekuasaan atau power.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News