Kandang Bubrah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kandang Bubrah
Seorang mahasiswi membawa spanduk yang menarik perhatian saat demo menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR, Selasa (6/9) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com - Kandang bubrah, secara harfiah berarti rumah yang berantakan, rumah yang tidak punya keteraturan karena yang tinggal di dalamnya kacau balau saling bertengkar sampai membuat seluruh isi rumah porak poranda.

Rumah yang berantakan sering juga disebut sebagai ‘’kapal pecah’’ untuk menggambarkan kondisi yang hancur berantakan.

Dalam tradisi klenik dan mistisisme Jawa, kandang bubrah adalah bagian dari ritual klenik untuk mencari pesugihan dan kekayaan.

Praktik mencari kekayaan melalui ritual klenik yang banyak dikenal masyarakat Jawa Timur adalah memelihara tuyul.

Di Jawa Tengah dikenal ritual klenik memelihara nyi blorong, dan di Jawa Barat dikenal ada babi ngepet.

Kandang bubrah adalah salah satu ritual yang dilakukan untuk mengumpulkan kekayaan atau mencari ‘’kesaktian’’, kekuasaan atau power.

Sesuai dengan namanya, ritual ini dilakukan dengan cara menjadikan bangunan rumah bubrah, tidak teratur, dan harus selalu dalam kondisi direnovasi dengan berbagai tambahan dan bongkaran.

Tidak selamanya kandang bubrah identik dengan ritual klenik dan mistik.

Kandang bubrah adalah salah satu ritual yang dilakukan untuk mengumpulkan kekayaan atau mencari kesaktian, kekuasaan atau power.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News