Kandidat Kalah Takut Kehilangan Uang
Jumat, 04 Juni 2010 – 15:54 WIB
"Saya harapkan mengembangkan logika-logika demokrasi yang baik. Siapa pun yang terpilih harus kita hormati," ujar pria kelahiran 9 November 1957 itu. Dia meminta agar aparat keamanan bersikap tegas terhadap setiap pelaku aksi anarkis.
Baca Juga:
Ditanya apakah ada masalah di tingkat regulasi sehingga masih ada kisruh pemilukada, Gamawan membantahnya. Disebutkan, pelaksanaan pemilukada secara langsung sudah digelar sejak 2005. bedasar pengalamannya maju sebagai calon gubernur Sumbar pada 2005 silam, Gamawan mengaku tidak ada persoalan di tingkat regulasi.
Namun dia mengakui, tidak ada aturan yang membatasi berapa biaya yang harus dikeluarkan para calon. "Nah, bisa saja semua calon jor-joran biaya. Nah kemudian bisa kalah, atau dalam proses bisa terjadi sesuatu, khawatir uangnya hilang sekian, maka emosional itu muncul. Itu menurut saya, titik-titik krusialnya. Biaya pilkada ini sangat mahal," terangnya.
Sebelumnya Gamawan menyebutkan, untuk calon bupati/walikota misalnya, bisa menghabiskan Rp5 hingga Rp15 miliar. Sedang untuk calon gubernur bisa habis hingga Rp100 miliar. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Mendagri Gamawan Fauzi menduga, kerusuhan pemilukada di beberapa daerah lebih disebabkan sikap emosional kandidat yang kalah. Mental kandidat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Yusril Mundur, Fahri Pimpin Partai Bulan Bintang
- Sudaryono Siapkan Pentas Besar untuk Sanggar Tari di Sragen
- Pilgub Jateng 2024, PDIP Mulai Bergerak
- Jumlah Kementerian di Era Prabowo Kemungkinan Bertambah
- Ratusan Kader PDIP Semarang Lepas Kirab Obor Abadi Menuju Rakernas Jakarta
- PDIP Melanjutkan Kirab Obor Api Abadi Mrapen, Kali Ini Dilaksanakan di Kota Semarang