Kapal Nelayan Indonesia Kembali Dituduh Mencuri Ikan di Perairan Australia

Dalam pernyataannya, ABF mengatakan pemantauan dan penerapan aturan akan terus dilakukan selama beberapa bulan ke depan.
"Australian Border Force secara aktif menangani laporan adanya kapal nelayan asing di kawasan Rowley Shoals," demikian pernyataan ABF.
"Operasi Komando Perbatasan Maritim akan terus dilakukan sepanjang musim hujan dan kondisi selama musim hujan juga berdampak pada penangkapan ikan ilegal."
Kekhawatiran akan bajak laut
Namun warga setempat mengatakan nelayan Indonesia memiliki keinginan kuat, peralatan, dan alasan untuk melanjutkan mencari ikan meski cuaca bisa tidak bersahabat selama musim hujan.
Salah satu alasan meningkatnya penangkapan ikan ilegal ini lebih didorong oleh faktor ekonomi nelayan di Indonesia.
Direktur Asosiasi Pariwisata Laut, Kimberley Jig Albert memperingatakn risiko meningkatnya aktivitas penangkapan ikan ilegal ini.
"Para pemilik kapal turis kami sangat khawatir karena para nelayan Indonesia ini menyebarkan jala, berjalan di terumbu karang, mengumpulkan teripang, menangkap hiu, dan juga yang paling mengkhawatirkan adalah mereka mengambil kerang raksasa yang butuh waktu bertahun-tahun untuk berkembang" kata Kimberley.
"Juga ada kekhawatiran berkenaan dengan ancaman bio-sekuritas seperti COVID-19."
Pihak Australia khawatir karena nelayan asal Indonesia menyebarkan jala, berjalan di terumbu karang, mengumpulkan teripang, menangkap hiu, dan mengambil kerang raksasa yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS