Kapal Nelayan Meulaboh Karam di Perbatasan Perairan Thailand

Kapal Nelayan Meulaboh Karam di Perbatasan Perairan Thailand
Kapal nelayan Meulaboh karam. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, BANDA ACEH - Tiga nelayan asal Padang Sirahet, Meulaboh, Aceh Barat, lolos dari maut setelah Kapal Doa Aulia yang mereka tumpangi karam akibat diterjang ombak di perbatasan perairan Indonesia dengan Thailand.

Mereka terapung di laut lepas selama empat hari dengan menggunakan badan kapal yang dijadikan sebagai pelampung. Ketiga nelayan itu masing-masing Adi Saputra (nakhoda), Mawardi (ABK), dan Sufriadi (ABK).

Wakil Sekretaris Panglima Laot Aceh, Miftachuddin Cut Adek mengatakan, mereka bertiga ditolong nelayan Belawan, Sumatera Utara (Sumut) yang melintas di sekitar lokasi dan berhasil mengevakuasi.

"Tiga nelayan Aceh diselamatkan kapal nelayan belawan yang di nakhodai oleh Pawang Nasir asal Pidie," ujar Miftachuddin, di Kantor Panglima Laot Aceh, Lamgugop, Kamis (20/12).

Sebelumnya, ketiga nelayan tersebut melaut pada tanggal 10 Desember dari Pelabuhan Padang Sirahet, Meulaboh. Mereka menuju ke arah titik 0493 atau arah menuju perbatasan Thailand.

Pada tanggal 15 Desember, kapal Doa Aulia 5 GT tenggelam dihempas badai dan hanyut hingga tiga hari kemudian ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB.

"Setelah itu kapal belawan menghubungi kapal dari Banda Aceh yang dinakhodai oleh Pawang Doyok dan mereka di jemput di arus Cut Pulo Aceh," jelasnya.

Dengan bantuan dari berbagi pihak, para nelayan berhasil dievakuasi ke pelabuhan PPS Kutaraja dan dijemput Wakil Panglima Laot Aceh, Baharuddin dan didampingi Mukhlis dari pangkalan PSDKP Lampulo untuk diantar ke Kantor Panglima laot Aceh, Kamis (20/12).

Tiga nelayan asal Padang Sirahet, Meulaboh, Aceh Barat, lolos dari maut setelah Kapal Doa Aulia yang mereka tumpangi karam akibat diterjang ombak di perbatasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News