Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...

Kapalnya Diamuk Badai, Nakhoda Legendaris ini Dengar Adzan, Masuk Islam Deh...
Pak Putu, nakhoda kapal Borobudur saat dilantik menjadi Danlanal Sibolga, di Padang, Oktober 2014. Foto: Dok.TNI AL.

Kapal tiba di Cape Town, Afrika Selatan. Saat itu lebaran Idul Fitri. 

Sejumlah awak kapal, turun tanpa pengganti. Kapten Putu meneruskan pelayaran ke Pantai Barat Afrika dengan sisa awaknya. Tiga belas orang.

Pendek kisah, Senin, 23 Februari 2004 sore, perahu bercadik itu lempar sauh di perairan lepas pantai Pelabuhan Tema, Accra, ibu kota Ghana.  

Tuntas sudah napaktilas Jalur Kayu Manis. Perahu dibongkar, dikirim ke Jawa dan dirakit lagi. Kini bukti sejarah itu dimuseumkan di kawasan Candi Borobudur. 

Dari Borobudur kembali ke Borobudur! 

Kapal itu memang dibangun merujuk relief kapal bercadik di sisi utara Candi Borobudur. 

Penggagas idenya memang Philip Beale, veteran Angkatan Laut Inggris dan Nick Burningham, seorang Arkeolog Maritim. 

Tapi, tanpa Pak Assad si maestro pembuat perahu tradisional di Pulau Pagerungan Kecil, Madura, perahu Borobudur hanyalah goresan sketsa di sehelai kertas hasil tafsir Philip dan Nick.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News