Kapasitas Produksi Bioethanol Minim
Rabu, 27 Mei 2009 – 12:47 WIB

Kapasitas Produksi Bioethanol Minim
JAKARTA- Diversifikasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar nabati (BBN) menghadapi kendala serius berupa ketersediaan bahan baku. Di mana jumlah molasses atau singkong yang merupakan bahan baku utama bioethanol sangat sedikit. Untuk pemakaian premium dan BBN pada 2010 terdapat perbedaan yang sangat besar. Di mana prediksi penggunaan premium 2010 mencapai 21,4 juta KL, sedangkan bioethanol satu persen atau 215 ribu KL dengan kapasitas produksi ethanol 260 ribu KL.
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) mencatat, hanya 35 persen produsen ethanol yang berkemampuan memproduksi bioethanol sebanyak 100 ribu kiloliter (KL). Itupun hanya sepersepuluh yang memproduksi.
“Jika semua kapasitas bioethanol diberdayakan maka akan terpenuhi 16 persen dari mandatori atau 0,5 persen dari premium,” ungkap Ketua Aprobi Paulus Tjakrawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (27/5).
Baca Juga:
JAKARTA- Diversifikasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar nabati (BBN) menghadapi kendala serius berupa ketersediaan bahan baku. Di mana jumlah
BERITA TERKAIT
- Panen Padi 600 Hektare di Karawang, Pramono Sebut untuk Kebutuhan Warga Jakarta
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau
- Bank Raya Bukukan Laba Bersih Rp 16,92 Miliar, Ini Penopangnya