Kapitra Sebut Gerakan KAMI Sangat Berbahaya, pakai Jebakan

Kapitra Sebut Gerakan KAMI Sangat Berbahaya, pakai Jebakan
Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera bersama Razman Arif Nasution di Rumah Pemenangan Jokowi - Ma'ruf, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (11/10). Fathan Sinaga/JPNN.com

KAMI, yang terus mendeklarasikan diri menjadi gerakan moral menyampaikan tuntutan yang lebih bernuansa politis daripada moral.

Substansi yang diangkat sangat bertolak belakang jika dibandingkan dengan gerakan masyarakat sipil yang ada di Indonesia dan konsisten dalam jalur non-politik.

Gerakan ini telah menunjukkan upaya-upaya yang bertentangan dengan cara-cara yang moralistik dalam menaikkan simpati masyarakat terhadap gerakannya.

Bentuk nyata adalah bagaimana Duta Besar Palestina telah dijebak untuk datang ke acara tersebut, yang mana dalam klasifikasinya, duta besar tersebut tidak mengetahui bahwa gerakan ini merupakan gerakan oposisi non-parlementer.

Tindakan menjebak seperti ini memiliki implikasi yang sangat berisiko untuk duta besar tersebut karena dalam komunitas internasional, partisipasi dalam kegiatan politik internal negara adalah sesuatu yang dilarang.

Kita memahami bagaimana perjuangan rakyat Palestina telah dikomodifikasi dan dipolitisasi oleh gerakan politik di Indonesia untuk menarik simpati politik demi kepentingan golongan tertentu.

Sehingga, menunjukkan ke publik bahwa duta besar Palestina hadir dengan harapan agar seolah-olah duta besar tersebut mendukung, adalah penghinaan terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Lebih lanjut, undangan terhadap Meutia Hatta, putri dari deklarator kemerdekaan Indonesia Mohammad Hatta, juga mengandung kerancuan yang mengakibatkan beliau tidak mengetahui tentang apa sebenarnya gerakan ini dan berimplikasi adanya tuduhan bahwa beliau juga berpartisipasi dalam gerakan ini.

Kapitra Ampera membuat tulisan, menganalisis tentang gerakan KAMI yang dimotori Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Cs.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News